Bahasa Slang Remaja di Desa Padang Tarok Kecamatan Baso Kabupaten Agam

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan kata-kata slang dalam bahasa Minangkabau di kalangan remaja di Desa Padang Tarok Kecamatan Baso Kabupaten Agam, (2) mengetahui asal bahasa kata-kata slang remaja di Desa Padang Tarok Kecamatan Baso Kabupaten Agam, dan (3) mendeskripsikan struktur morfologis kata-kata slang remaja di Desa Padang Tarok Kecamatan Baso Kabupaten Agam. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Penelitian ini menggunakan jenis data bahasa lisan yang bersumber dari tuturan remaja di Desa Padang Tarok Kecamatan Baso Kabupaten Agam. Data diperoleh dengan menggunakan teknik simak libat cakap, teknik rekam, dan teknik catat. Data dianalisis dengan membuat transkripsi rekaman tuturan remaja di Desa Padang Tarok Kecamatan Baso Kabupaten Agam, mengidentifikasikan tuturan bahasa yang mengandung bahasa slang sesuai dengan aspek yang diteliti. Mengklasifikasikan data berdasarkan tujuan penelitian, menganalisis data yang telah di klasifikasikan, menafsirkan data, dan merumuskan simpulan berdasarkan hasil analisis. Berdasarkan analisis data dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa: (1) kata- kata slang dalam bahasa Minangkabau di kalangan remaja di Desa Padang Tarok Kecamatan Baso Kabupaten Agam ditemukan 122 kata. Dari 122 jumlah kata yang ada ditemukan 11 kelas kata, yang terdiri dari 29 kata kategori nomina, 20 kata kategori verba, 14 kata kategori adjektiva, 20 kata kategori pronomina, 6 kata kategori numeralia, 23 kata kategori adverbia, 1 kata kategori konjungsi, 1 kata kategori preposisi, 2 kata kategori artikel, 2 kata kategori interjeksi, 4 kata kategori partikel; (2) asal bahasa kata-kata slang remaja di Desa Padang Tarok Kecamatan Baso Kabupaten Agam berasal dari bahasa daerah (Minang), bahasa Indonesia, bahasa Indonesia dialek Jakarta, dan bahasa asing (Inggris); (3) struktur morfologis kata-kata slang remaja di Desa Padang Tarok Kecamatan Baso Kabupaten Agam ditemukan dalam empat gejala bahasa, yaitu gejala penambahan fonem, gejala pengurangan fonem, gejala kontraksi dan gejala hiperkorek, serta ditemukan juga kata slang berupa akronim, singkatan, dan istilah. Berdasarkan kesimpulan, penulis menyarankan dalam pembelajaran bahasa guru perlu memperhatikan kata-kata slang yang digunakan oleh siswa, karena siswa belajar bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bahasa yang baik adalah bahasa yang digunakan sesuai dengan situasi (resmi atau tidak resmi), agar komunikasi menjadi lancar, menarik dan akrab