Persepsi Guru Terhadap Pelaksanaan Fungsi Kepala Sekolah Sebagai Motivator di SMK Negeri 1 Bukittinggi

Penelitian ini dilatar belakangi oleh masih kurangnya perhatian kepala sekolah dalam meningkatkan kemampuan sekolah terutama guru. Kepala sekolah kurang mengontrol guru-guru dalam membuat persiapan mengajar, kepala sekolah kurang melibatkan guru-guru dalam kegiatan perencanaan program sekolah, kurang meratanya pembagian tugas yang dibebankan kepada guru, dan kepala sekolah kurang memberikan arahan kepada guru tentang tugas-tugasnya. Sebagaimana kita ketahui, motivasi guru dalam melaksanakan tugas, tidak selamanya muncul dorongan dari dalam diri untuk bekerja secara optimal, tetapi juga membutuhkan dorongan dari luar dirinya. Terutama kepemimpinannya disekolah yaitu kepala sekolah. Kepala sekolah selaku sebagai pimpinan harus mampu menggerakkan pendidikan dan tenaga kependidikan lain supaya melaksanakan tugas secara optimal. Sebagai pimpinan kepala sekolah harus mampu melaksanakan fungsi kepala sekolah sebagai seorang yang diberi tanggung jawab untuk memimpin sekolah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran informasi tentang persepsi guru terhadap pelaksanaan fungsi kepala sekolah sebagai motivator di SMK negeri 1 bukittinggi. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru SMK Negeri 1 Bukittinggi yang masih aktif dan berstatus pegawai negeri sipil (PNS) yang berjumlah 182 orang. Sampel penelitian ditentukan dengan menggunakan teknik stratified proportional random sampling. Teknik ini menghasilkan sampel yang memperhatikan proporsi setiap kelompok dalam strata populasi dengan sampel sebanyak 64 orang guru. Data diambil dari alat pengumpul data yang digunakan berupa angket model skala Likert yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Data yang dikumpul tersebut dianalisis dengan cara manual dan bantuan program Microsoft Office Excel. Berdasarkan analisis data ditemukan bahwa: (1) persepsi guru terhadap pelaksanaan fungsi kepala sekolah sebagai motivator dari segi pemberian penghargaan sebesar 55%, (2) persepsi guru terhadap pelaksanaan fungsi kepala sekolah sebagai motivator dari segi pemberian kesempatan mengembangkan diri sebesar 74%, (3) persepsi guru terhadap pelaksanaan fungsi kepala sekolah sebagai motivator dari segi pemberian hukuman sebesar 70%, dan (4) persepsi guru terhadap pelaksanaan fungsi kepala sekolah sebagai motivator dari segi penciptaan lingkungan kerja yang kondusif sebesar 74,6 % Dapat disimpulkan bahwa persepsi guru terhadap pelaksanaan fungsi kepala sekolah sebagai motivator sudah baik 68% . Oleh karena itu diperlukan peningkatan dan pembinaan yang baik terhadap faktor itu, agar pelaksanaan fungsi kepala sekolah sebagai motivator menjadi lebih baik.