Kendala-Kendala Nelayan Dalam Peningkatan Kesejahteraan Keluarga di Kecamatan Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman

Penelitian ini bertujuan untuk membahas dan mengungkapkan serta mendiskripsikan tentang Kendala-kendala Nelayan dalam Peningkatan Kesejahteraan Keluarga di Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman yang dillihat berdasarkan : 1) Tingkat pendidikan keluarga nelayan, 2) Kondisi sarana dan prasarana yang dimiliki nelayan di Kecamatan Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman, dan 3) tingkat pendapatan nelayan dan kondisi pemenuhan kebutuhan primer dan sekunder keluarga nelayan di Kecamatan Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan mendeskripsikan data atau menjelaskan peristiwa sebagaimana adanya. Populasi dalam penelitian ini adalah keluarga nelayan di Kecamatan Ulakan Tapakis Padang Pariaman.Teknik penarikan sampel yang di gunakan adalah dua bentuk, yaitu sampel wilayah dan sampel responden. Sampel wilayah dalam penelitian ini di ambil secara Purposive Sampling sedangkan sampel responden dalam penelitian ini di ambil secara Proportional Random Sampling dengan proporsi 8% dari populasi kepala keluarga. Sampel dalam penelitian ini hanya dua nagari yaitu : Nagari Ulakan dan Tapakis. Maka yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 58 kepala keluarga nelayan di Kecamatan Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman.Teknik analisis data yang di gunakan berupa Analisis Statistik Deskriptif dengan formula persentase dan diolah dengan menggunakan alat bantu program SPSS (Statitical Package For Social Sciences). Hasil penelitian ini menyatakan bahwa Kendala-kendala Nelayan dalam Peningkatan Kesejahteraan Keluarga di Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman yaitu 1) Tingkat pendidikan Keluarga nelayan di Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman adalah termasuk rendah serta kurangnya pendidikan nonformal (bimbingan dan penyuluhan) bagi nelayan, 2) Kurang lengkapnya sarana dan prasarana yang digunakan oleh nelayan melaut dan sarana tersebut pada umumnya masih menggunakan kapal tradisional dan masih menggunakan alat yang konvensional serta dengan jumlah frekuensi melaut yang minim, dan 3) Tingkat pendapatan penghasilan nelayan dalam seminggu diperoleh gambaran dengan penghasilan paling rendah Rp. 500.000,- /minggu dan penghasilan paling tinggi lebih dari Rp. 1.500.000,- /minggu dari 58 responden 28 responden (48,3%) menyatakan dapat memenuhi kebutuhan pokoknya dan 30 responden (51,7%) menyatakan tidak dapat memenuhi kebutuhan pokoknya dari penghasilannya melaut tersebut sedangkan dari penghasilan yang diperoleh berdasarkan pekerjaan sampingan dari 58 responden terdapat 15 responden (25,9%) menyatakan dapat memenuhi kebutuhan pokoknya dan 43 responden (74,1%) menyatakan tidak dapat memenuhi kebutuhan pokoknya.