Makna Simbolik Pemakaian Kain Songket bagi Masyarakat Nagari Pandai Sikek

Oktavia, Reni (2011) Makna Simbolik Pemakaian Kain Songket bagi Masyarakat Nagari Pandai Sikek. Bachelor/Skripsi thesis, Universitas Negeri Padang.

[thumbnail of final_B1_RENI_OKTAVIA_65263_5011_2011.pdf] Text
final_B1_RENI_OKTAVIA_65263_5011_2011.pdf

Download (14MB)

Abstract

Pemakaian kain songket oleh masyarakat Nagari Pandai Sikek dalam berbagai macam upacara adat seperti acara perkawinan, batagak pangulu, batagak rumah serta acara kematian penghulu dan acara lainnya masih dipertahankan oleh masyarakat Pandai Sikek sampai saat ini. Bertahannya penggunaan songket secara tradisional diasumsikan karena memiliki makna. Berdasarkan hal itu maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui “Makna Simbolik Pemakaian Kain Songket Bagi Masyarakat Pandai Sikek”. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori interaksionisme simbolik yang dikemukakan oleh Herbert Mead. Mead memusatkan perhatian terutama dalam pemikirannya ia membedakan antara perilaku lahiriah dan perilaku tersembunyi. Perilaku tersembunyi adalah proses berpikir yang melibatkan simbol dan arti. Berdasarkan penafsiran mereka sendiri, manusia mampu membentuk arti baru dan deretan interaksionisme simbolik. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan tipe penelitian studi kasus intrinsik, pemilihan informan dilakukan secara purposive sampling dengan total informan 30 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara tidak terstruktur. Validitas data dilakukan dengan teknik triangulasi data. Analisis data yang digunakan adalah model Miless and Huberman ( Model Analisa Interaktif) yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa, makna simbolik pemakaian kain songket bagi masyarakat Nagari Pandai Sikek dalam acara batando maknanya adalah sebagai identitas kultural Nagari Pandai Sikek, dalam acara bali pisang maknanya adalah sebagai simbol prestise( gengsi), dalam acara perkawinan maknanya adalah sebagai simbol prestise (gengsi) dan membedakan perempuan yang sudah menikah dengan yang belum menikah, dalam acara batagak rumah maknanya adalah rumah tersebut diperuntukan bagi perempuan dan perempuan tersebut juga diharuskan pandai menenun, dalam acara batagak pangulu maknanya adalah penghulu merupakan orang yang mempunyai kedudukan tinggi dan dihormati dalam masyarakat, dalam acara kematian penghulu maknanya adalah ungkapan penghormatan terakhir bagi penghulu, sedangkan acara wisuda adalah menjadi kebanggaan bagi masyarakat Nagari Pandai Sikek.

Item Type: Thesis (Bachelor/Skripsi)
Uncontrolled Keywords: Masyarakat Nagari Pandai Sikek,Teori interaksionisme simbolik
Subjects: G Geography. Anthropology. Recreation > GT Manners and customs
H Social Sciences > HM Sociology
N Fine Arts > NX Arts in general
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial > Pendidikan Sosiologi-S1
Depositing User: Faldo Aldiasep
Date Deposited: 23 Sep 2025 08:47
Last Modified: 23 Sep 2025 08:47
URI: https://repository.unp.ac.id/id/eprint/25236

Actions (login required)

View Item
View Item