Karnezi, Hardinal (2011) Konflik Internal pada Suku Chaniago Nagari Kaompung Dalam Kabupaten Solok. Bachelor/Skripsi thesis, Universitas Negeri Padang.
![final_B1_HARDINAL_KARNEZI_73626_784_2011.pdf [thumbnail of final_B1_HARDINAL_KARNEZI_73626_784_2011.pdf]](https://repository.unp.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
final_B1_HARDINAL_KARNEZI_73626_784_2011.pdf
Download (160kB)
Abstract
Penelitian ini mengungkapkan tentang konflik pengangkatan Datuk Magek
menjadi Datuak Sati Malintang Bumi dalam suku caniago di Kanagarian
Kampung Batu Dalam Kabupaten Solok, latar belakang penelitian ini adalah
terjadinya konflik antara dua kaum, yaitu Kaum Korong Laweh dengan kaum
Spanjang. Kaum Spanjang tidak setuju dan tidak puas atas di angkatannya gelar
datuk dari kaum Korong laweh, karena sebenarnya merekalah yang berhak
menerima gelar datuk tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses
terjadinya konflik, penyebab terjadinya konflik, akibat konflik terhadap hubungan
sehari-hari kaum yang berkonflik, dan cara penyelesaian konflik pengangkatan
Datuk Magek dalam suku Caniago di Nagari Kampung Batu Dalam Kabupaten
Solok.
Penelitian ini termasuk kedalam kajian ilmu Manejemen konflik,
penelitian menggunakan paradigma kualitatif etnografis dengan teknik deskriptif
informan penelitian ditentukan secara purposive sampling dengan menggunakan
teknik snow ball. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi,
dan studi dokumentasi. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah peneliti
dibantu oleh pedoman wawancara dan panduan observasi, tape recorder, serta
camera. Sedangkan uji keabsahan data dilakukan melalui trianggulasi dan
member check.
Hasil penelitian menunjukan bahwa proses konflik sudah mulai kelihatan
dari rapat saparuak. Namun, konflik yang nyata dan jelas mulai tanpak pada rapat
sakaum, rapat sapayuang hingga rapat nagari. Dalam setiap rapat ini tidak
ditemukan kesepakatan untuk mengangkat Datuk Magek untuk menjadi datuk.
Konflik ini berlangsung sekitar enam bulan, konflik akhirnya diselesaikan oleh
Kerapatan Adat Nagari (KAN) Kampung Batu Dalam. Penyebab konflik adalah
Kaum kaum Spanjang dan kaum Korong laweh memperebutkan gelar Datuk Sati
Malintang Bumi. Kaum Korong laweh dapat memakai gelar datuk ini karena
dapat melihatkan ranji, sedangkan Kaum Spanjang tidak dapat
memperlihatkannya. Kaum Spnjang ini hanya perpedoman pada alam takambang
jadi guru. Ternyata ranji yang dimiliki Kaum Korong Laweh yang sekarang
bukanlah ranji yang asli, karena Kaum Korong Laweh ini sebetulnya sudah
punah.
Peneliti menyimpulkan bahwa telah terjadi penyimpangan dalam
pengangkatan Datuk Magek dari adat yang lazim. Sedangkan tujuan peneliti
melekukan penelitian ini adalah agar peneliti dapat mengetahui cara-cara
pengangkatan penghulu di suku caniago dan dapat mengetahui bagaiman silsilah
penurunan gelar penghuulu di suku caniago ini kemudian dengan penelitian ini
dapat membantu penyelesaian konflik ini sehingga tidak ada phak yang
menyalahkan dan disalahkan tetapi mendapatkan jalan keluarnya.
Item Type: | Thesis (Bachelor/Skripsi) |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial > Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan-S1 |
Depositing User: | Risna Juita S.IP |
Date Deposited: | 22 Sep 2025 04:50 |
Last Modified: | 22 Sep 2025 04:50 |
URI: | https://repository.unp.ac.id/id/eprint/25010 |