Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi dengan Pendekatan Proses Menulis bagi Siswa Kelas III SD Negeri 15 Tanah Hitam Padang Panjang

Berdasarkan pengalaman penulis dalam mengajar, siswa kelas III SD No 15 Tanah Hitam mengalami kesulitan dalam menulis karangan narasi. Hal ini disebabkan karena siswa kurang mampu melahirkan kalimat yang sesuai dengan ejaan yang benar. Siswa kurang mampu menggabungkan kata menjadi kalimat, akibatnya kalimat siswa tidak tersusun dengan baik. Antara kalimat dengan kalimat tidak menyatu dalam paragraf. Apalagi dalam hal ejaan, siswa kurang mampu menggunakan tanda baca seperti kalimat tanya menggunakan tanda tanya. Oleh karena itu peneliti mencoba membantunya dengan menggunakan pendekatan proses menulis. Tujuan penelitian tindakan kelas ini secara umum untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan menulis karangan narasi dengan pendekatan proses menulis bagi siswa kelas III SDN 15 Tanah Hitam Padang Panjang. Secara khususya untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan menulis karangan narasi pada tahap pramenulis, tahap menulis dan pascamenulis dengan pendekatan proses menulis bagi siswa kelas III SDN 15 Tanah Hitam Padang Panjang Data pada penelitian tindakan kelas ini berupa rancangan, pelaksanaan, dan hasil belajar menulis karangan narasi pada tahap pramenulis, saatmenulis dan pascamenulis dengan penggunaan pendekatan proses menulis. Teknik pengumpulan data adalah lembar observasi aktifitas guru, lembar observasi aktifitas siswa, dan Lembar Kerja Siswa (LKS) serta hasil belajar siswa. Hasil penelitian tindakan kelas yang diperoleh adalah sebagai berikut: Pada siklus I diperoleh nilai ketepatan ide dalam cerita 70%, artinya siswa sudah paham menulis karangan berdasarkan gambar yang dilihatnya. Selanjutnya penggunaan EYD yaitu pemakaian huruf kapital dan penggunaan tanda baca masih rendah yaitu 59%. Pada pilihan kata sudah mencapai 76%, artinya siswa sudah mampu menggunakan kata sesuai gambar yang dilihatnya. Keruntutan cerita baru mencapai 63%, artinya siswa menulis belum sesuai dengan urutan gambar seri yang dilihatnya. Rata-rata penilaian menulis karangan narasi pada siklus I ini baru mencapai 67%. Pada siklus II nilai siswa sebagai berikut: Ketepatan ide dalam cerita mencapai rata-rata 84%. Selanjutnya penggunaan EYD sudah mencapai 78%, artinya siswa mulai paham dengan penggunaan EYD. Siswa tidak terlupa lagi membuat huruf kapital pada awal kalimat, dan penggunaan tanda titik pada akhir karangan. Selanjutnya pilihan kata sudah mencapai 76%. Pada keruntutan cerita sudah mencapai 84%, artinya siswa menceritakan gambar sudah sesuai dengan urutan gambar. Rata-rata penilaian menulis karangan narasi pada siklus II ini naik menjadi 81%.