Yanti, Ira Novri (2011) Tradisi Badikie Pada Prosesi Perkawinan di Kenagarian Ujung Gading Kabupaten Pasaman Barat. Bachelor/Skripsi thesis, Universitas Negeri Padang.
![final_B1_IRA_NOVRI_YANTI_73644_1299_2011.pdf [thumbnail of final_B1_IRA_NOVRI_YANTI_73644_1299_2011.pdf]](https://repository.unp.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
final_B1_IRA_NOVRI_YANTI_73644_1299_2011.pdf
Download (343kB)
Abstract
Kenagarian Ujung Gading merupakan perbatasan antara daerah Tapanuli Selatan dengan Sumatera Barat. Masyarakatnya juga merupakan perpaduan antara bermacam-macam suku. Hal ini menyebabkan pada prosesi perkawinan di Kenagarian Ujung Gading memakai adat Minangkabau dan adat Mandailing. Adapun adat Minangkabau yang dipakai dapat dilihat dari peralatan dan perlengkapan yang digunakan pada waktu prosesi perkawinan dan juga dengan kesenian yang dijadikan adat yaitu Badikie, sedangkan adat Mandailing yang dipakai adalah dari prosedur menuju prosesi perkawinannya adalah menggunakan adat menjujur, yang berarti bahwa yang meminang dan yang memberi dana prosesi perkawinan adalah dari pihak laki-laki. Pada penelitian ini yang menjadi permasalahan adalah kurangnya minat generasi muda untuk memahami dan mempelajari makna dan nilai yang terkandung dari tradisi Badikie. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data adalah menggunakan teknik wawancara bebas tanpa struktur tapi terfokus dan observasi langsung. Informan dipilih dengan teknik purposive sampling. Selanjutnya data dikumpulkan melalui wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Data dianalisis melalui teknik reduksi data, penyajian data dan verivikasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapatnya generasi muda yang mempelajari serta memahami makna dan nilai yang terkandung dalam pelaksanaan tradisi badikie sehingga dikhawatirkan tradisi ini bisa hilang. Hal ini disebabkan oleh generasi muda yang terpengaruh arus modernisasi dan juga karena pihak PEMDA, pemuka adat, maupun masyarakat setempat yang kurang mengadakan sosialisasi makna dan nilai dari tradisi Badikie yang berguna bagi kehidupan masyarakat. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi Badikie ini hanya mampu dimainkan oleh orang yang usianya sudah tua, hal ini berarti tidak adanya generasi muda yang mempelajari tradisi ini. Padahal tradisi ini rasanya perlu dilestarikan mengingat makna dan nilai yang terkandung di dalam pelaksanaannya. Oleh sebab itu hendaklah terjalin kerja sama baik antara PEMDA, pemuka adat maupun masyarakat untuk mencarikan cara yang tepat untuk melestarikan tradisi badikie ini.
Item Type: | Thesis (Bachelor/Skripsi) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Tradisi Badikie, Perkawinan |
Subjects: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial > Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan-S1 |
Depositing User: | Yola Aprilia Putri |
Date Deposited: | 17 Sep 2025 07:58 |
Last Modified: | 17 Sep 2025 07:58 |
URI: | https://repository.unp.ac.id/id/eprint/24612 |