Kecenderungan Pola Pewarisan Penyakit Jantung Koroner pada Etnis Minangkabau Berdasarkan Peta Silsilah Keluarga

Kecenderungan Pola Pewarisan Penyakit Jantung Koroner pada Etnis Minangkabau Berdasarkan Peta Silsilah Keluarga Penyakit jantung koroner (PJK), merupakan penyakit pada pembuluh darah arteri koronaria yang berfungsi mendistribusikan darah dan oksigen ke otot jantung. PJK terjadi karena adanya plak berupa lemak, kolesterol dan bahan lain di dalam darah yang dapat menyebabkan penyumbatan dan penyempitan pada pembuluh darah arteri koronaria yang disebut aterosklerosis. Aterosklerosis dipengaruhi oleh adanya kelainan pada kromosom yang diwariskan secara autosomal dominan. PJK menempati urutan pertama penyebab kematian yang terjadi di negara maju dan negara berkembang. Di Amerika 36% dari seluruh angka kematian disebabkan karena PJK. Penderita jantung koroner asal Sumatera Barat tertinggi di antara 30 provinsi di Indonesia yaitu 4%. Etnis Minangkabau mendukung dalam penelitian ini, sehubungan dengan pola makan etnis Minangkabau yang banyak mengkonsumsi makanan berlemak, jeroan, bersantan, kurang olahraga dan kebiasaan merokok. Untuk mengetahui gambaran pewarisan PJK, yang paling mudah digunakan adalah dengan menggunakan peta silsilah keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kecenderungan pola pewarisan PJK pada etnis Minangkabau dan untuk mendeskripsikan faktor lingkungan yang mendukung terekpresinya PJK pada etnis ini. Penelitian dilakukan pada bulan Mei sampai Juni 2011. Mengambil data dari status pasien rawat jalan dan rawat inap, dengan diagnosis PJK di Rumah Sakit Khusus Jantung Sumatera Barat dan Rumah Sakit Umum Pusat Dr. M. Djamil Padang. Penelitian secara deskriptif dengan melibatkan 100 orang penderita PJK. Metode penelitian ini menggunakan teknis wawancara yang dituangkan dalam peta silsilah keluarga. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa PJK pada etnis Minangkabau memiliki kecenderungan untuk diwariskan, pewarisannya mengikuti pola autosomal dominan. Penderita PJK pada etnis ini menunjukkan jumlah penderita laki-laki lebih banyak daripada penderita perempuan dan sebagian besar penderita mengetahui menderita PJK pada kisaran usia 45-54 tahun. Faktor lingkungan yang mendukung terekpresinya PJK pada etnis Minangkabau diantaranya kelebihan berat badan dengan persentase 49%, kurangnya aktivitas olahraga 44%, kebiasaan merokok pada lak-laki 97% riwayat diabetes 31% dan hipertensi 48%