Peningkatan Hasil Belajar Melalui Struktur Orientasi Prosedur (SOP) Pada Mata Diklat Gambar Teknik Dasar Siswa Kelas I Gambar Bangunan SMK Negeri 5 Padang.

Dari hasil observasi dapat diketahui bahwa pembelajaran di kelas I GB SMK N 5 Padang belum optimal. Pembelajaran masih berpokus pada guru, respon siswa terhadap pembelajaran rendah, dalam proses pembelajaran partisipasi siswa hanya mencatat dan mendengarkan penjelasan dari guru. Ke aktifan siswa yang rendah berdampak pada hasil belajar siswa yang terutama pada materi proyeksi ortogonal hal ini disebabkan karena guru belum menemukan strategi yang tepat untuk menyampaikan materi yang sarat akan prosedur. Akibatnya siswa pasif dan suasana pembelajaran menjadi membosankan. Salah satu upaya untuk memecahkan masalah di atas yaitu dengan penyajian strategi SOP pada materi proyeksi ortogonal. Dalam penyaji strategi SOP siswa dapat mengikuti setiap langkah pembuatan proyeksi ortogonal sesuai prosedur, sehingga diharapkan setiap siswa dapat mengerjakan setiap soal yang diberikan oleh guru dan hasil belajar siswa dapat meningkat. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dikelas 1 Gambar Bangunan SMK N 5 Padang tahun ajaran 2009/2010 dengan jumlah siswa 29 orang yang terdiri dari 28 siswa laki-laki dan 1 orang siswa prempuan. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus, tiap siklus mencakup empat tahap yaitu (1) Perencanaan,(2) Pelaksanaan,(3) Pengamatan, (4) Refleksi. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan dari suatu siklus ke siklus selanjutnya baik dari keaktifan maupun hasil belajar siswa, data tentang keaktifan positif siswa pada kelas I sebesar 82,76 % dan pada kelas II meningkat menjadi 86,21 %, data tentang hasil belajar siswa sebelum dilaksanakan SOP hasil tes Pra siklus nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 48,79 siswa yang memenuhi standar ketuntasan 4 orang siswa, setelah dilakukan penyajian dengan strategi SOP pada akhir siklus I dilakukan lagi tes siklus I meningkat menjadi 62,24 siswa yang memenuhi standar nilai ketuntasan 9 orang siswa dan pada akhir siklus II juga dilakukan menjadi 71,38 siswa yang memenuhi standar ketuntasan 21 orang siswa.