Perbedaan Variasi Tekanan Injektor Terhadap Opasitas /Kepekatan Asap Pada Engine Mitsubishi L300 Diesel

Semakin meningkatnya kebutuhan manusia akan kendaraan,
mengakibatkan polusi udara semakin meningkat dengan emisi gas buang yang
dikeluarkan dari hasil pembakaran bahan bakar di dalam selinder mesin. Dengan
meningkatnya jumlah kendaraan, maka polusi udara yang dihasilkan juga
meningkat, salah satunya adalah polusi dari emisi gas buang yang dihasilkan
kendaraan diesel.
Kenyataannya di lapangan para konsumen mobil tidak terlalu peduli
terhadap emisi kendaraan, dimana para pemilik kendaraan hanya menginginkan
perawatan yang menghasilkan tenaga yang mantap untuk kendaraan mereka. Pada
bengkel yang tidak resmi, banyak melakukan perawatan injektor secara feeling
saja (berdasarkan pengalaman sebelumnya), padahal pabrik telah menentukan
standar perawatan yang harus dilakukan, akibatnya karena perawatan yang tidak
sesuai maka output mesin yang dihasilkan juga tidak sesuai dengan undangundang
yang berlaku. Untuk mengatasi permasalahan ini perlu adanya penelitian
untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari perawatan kendaraan yang tidak
sesuai dengan spesifikasi terhadap emisi yang dihasilkan kendaraan.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian quasy. Pengujian dilakukan
pada tanggal 16 mei 2013, dengan menggunakan Mobil Mitsubishi L300 Diesel
tahun 2008. Pengujian kepekatan asap dilakukan pada putaran mesin 800 rpm,
1400 rpm, 1700 rpm, 2000 rpm dengan tiga variasi tekanan injektor 110 kg/cm2,
90 kg/cm2, 130 kg/cm2, pengambilan data penilitian dilakukan dua kali untuk
masing-masing tekanan dan putaran mesin. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa
pada tekanan injektor 90 kg/cm2 kepekatan asap yang dihasilkan lebih banyak
dibandingkan dengan tekanan injektor yang sesuai dengan spesifikasi (110
kg/cm2) dan tekanan injektor 130 kg/cm2.