Elvidofita, Elvidofita (2014) Perkembangan Kota Tambang Menjadi Kota Wisata Tambang Kota Sawahlunto tahun 2001-2013. Bachelor/Skripsi thesis, Universitas Negeri Padang.
![B1_03_ELVIDOFITA_ 02321_4861_2014.pdf [thumbnail of B1_03_ELVIDOFITA_ 02321_4861_2014.pdf]](https://repository.unp.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
B1_03_ELVIDOFITA_ 02321_4861_2014.pdf
Download (11MB)
Abstract
Kota Wisata Tambang berawal dari pembukaan tambang batubara oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1868. Kota wisata tambang mengungkapkan pengembangan pariwisata karena adanya usaha revitalisasi terhadap aset peninggalan kolonial Belanda. Kekayaan alam yang terkuras mengakibatkan kota tidak lagi mempunyai fungsi ditambah semenjak menurunnya produksi tambang PT.BA-UPO. Sebagai batasan awal diambil tahun 2001 karena ditahun ini mulai Perumusan visi dan Misi Kota Sawahlunto hal itu sejalan dengan pengembangan kota. Sebagai batasan akhir diambil tahun 2013 karena akhir dari jabatan bapak Amran Nur sebagai walikota pemerintah kota Sawahlunto yang melakukan pengembangan terhadap aset wisata tambang Peninggalan Kolonial Belanda. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah, melalui beberapa tahap yaitu heuristik, kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Pada tahap pertama yaitu heuristik ini dikumpulkan sumber-sumber dalam bentuk tulisan maupun sumber lisan. Sumber tertulis diperoleh dalam bentuk dokumen/ arsip, surat kabar, buku dan artikel maupun karya ilmiah lainnya. Sumber lisan diperoleh dari hasil wawancara dengan para informan yang terkait dengan lembaga Pariwisata Kota Sawahlunto. Selanjutnya dilakukan kritik sumber guna mengetahui keaslian atau keabsahan data yang di peroleh dengan cara membandingkan data-data yang diperoleh. Data yang telah melalui tahap kritik sumber kemudian dihubungkan dan dikembangkan secara periodik dan disajikan dalam bentuk tulisan ilmiah (skripsi).
Penelitian ini mengemukakan bahwa perkembangan kota Sawahlunto sebagai kota Wisata lebih banyak menyerap pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pertambangan dari pada sektor lain seperti pertanian, Sebagai mana sifat alamiah sumber daya Alam (SDA) yang tidak dapat diperbaharui, maka batubara yang dikuras secara terus-menerus pada akhirnya habis. Guna mengantisipasi kematian kota akibat kekurangan pendapat daerah terbesar, maka pemerintah kota melalui perumusan visi dan misi kota tahun 2001 yang dikukuhkan dalam perda no 6 tahun 2003, Adapun yang dimanfaatkan sebagai wisata utama yaitu Dapur Umum menjadi Museum Gudang Ransum, Museum Kereta Api, Gedung Info Box, Gedung Fan Sin Kek objek wisata penunjang Waterboom.
Item Type: | Thesis (Bachelor/Skripsi) |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial > Pendidikan Sejarah-S1 |
Depositing User: | Umma Mardhotillah A.Md. |
Date Deposited: | 29 Aug 2025 09:50 |
Last Modified: | 29 Aug 2025 09:50 |
URI: | https://repository.unp.ac.id/id/eprint/23204 |