Implementasi Kebijakan Peraturan Walikota Pariaman Nomor 29 Tahun 2012 tentang Pengaturan Lalu Lintas Angkutan Penumpang dan Barang dalam Daerah Kota Pariaman

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh belum maksimalnya penerapan
Peraturan Walikota Pariaman Nomor 29 Tahun 2012 tentang Pengaturan Lalu
Lintas Angkutan Penumpang dan Barang dalam Daerah Kota Pariaman, karena
adanya penolakan Perwako dari sasaran kebijakan terutama dari kalangan sopir
angdes. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa yang melatarbelakangi
dikeluarkannya Perwako, dampak dari Perwako, dan bagaimana penyelesaian
pelanggaran terhadap Perwako tersebut.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Pemilihan informan
penelitian dilakukan dengan teknik purposive sampling. Adapun jenis datanya
adalah data primer dan data sekunder yang dikumpulkan melalui observasi,
wawancara, dan studi dokumentasi. Analisis data yang dipakai dalam penelitian
ini adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Latar belakang dikeluarkannya Perwako adalah karena disebabkan oleh
beberapa alasan diantaranya: a). belum tertibnya angkutan penumpang di Kota
Pariaman, b). optimalisasi Terminal Jati. Dampak positif Perwako adalah
angkutan penumpang terlihat tertib dan Terminal Jati sebagai Terminal angkutan
penumpang dapat berfungsi lebih optimal. Sementara dampak negatifnya adalah
adanya penurunan penghasilan yang dialami sopir angdes dan adanya biaya
tambahan yang harus dikeluarkan masyarakat ketika ingin pergi ke Kota Pariaman
karena harus menyambung naik mobil. Tidak ada tindakan yang dilakukan oleh
pihak kepolisian terkait dengan pelanggaran jalur trayek Perwako. Dengan kata
lain pihak kepolisian belum bisa bertindak tegas. Solusi yang diambil oleh
Pemerintah Kota Pariaman terkait dengan upaya implementasi Perwako adalah
dengan mengadakan pendekatan persuasif yang menghasilkan kesepakatan
dengan sasaran kebijakan supaya angkutan penumpang di Kota Pariaman bisa
terlihat tertib. Karena tidak ada penindakan yang dilakukan akhirnya tujuan
Perwako tersebut belum bisa terealisasi sepenuhnya.