Studi Analisis Zat Warna Naphtol dengan Penambahan NaOH dan Garam Diazo pada Industri Batik Dharmasraya Menggunakan HPLC

Batik di Indonesia merupakan salah satu budaya nasional yang bernilai
tinggi yang perlu dipelihara, dikembangkan dan ditingkatkan. Aktifitas industri
batik disamping memberikan dampak positif juga memberikan dampak negatif,
seperti menghasilkan limbah cair batik, dengan kandungan zat warna dan zat
padat tersuspensi, yang perlu pengolahan sebelum dibuang ke badan air. Salah
satu zat warna yang menjadi limbah ialah pewarna naphtol yang dalam
pemakaiannya dilakukan penambahan NaOH dan garam diazo. Penambahan
NaOH dan garam diazo pada naphtol akan membentuk senyawa baru yang dapat
dilihat dari perubahan warna yang terjadi. Untuk mengidentifikasi dan mengetahui
kadar senyawa baru ini dilakukan dengan metoda HPLC dengan kondisi
optimum, menggunakan detektor UV-Vis pada panjang gelombang 399 nm
dengan fasa diam kolom C-18 dan fasa gerak etanol : air dengan elusi gradien
70:30 sampai 100:0. Diperoleh waktu retensi untuk Naphtol dengan penambahan
NaOH 2,00 menit dan Naphtol dengan penambahan NaOH dan garam diazo 7,40
menit. Sampel pewarna naphtol dengan penambahan NaOH dan naphtol dengan
penambahan NaOH dan garam diazo pada limbah batik Dharmasraya diambil di
dua titik aliran limbah, yaitu 5 dan 10 meter dari rumah produksi. Kadar Naphtol
dengan penambahan NaOH yang didapatkan dari kedua sampel masing-masing
218,307 ppm dan 275,307 ppm, dan kadar Naphtol dengan penambahan NaOH
dan garam diazo masing-masing 57,875 ppm dan 34,500 ppm.