Perbedaan Penggunaan O2 Sensor Terhadap Kandungan Emisi Gas Buang Pada Sepeda Motor 4 Langkah

Vandiwan, Elvan (2014) Perbedaan Penggunaan O2 Sensor Terhadap Kandungan Emisi Gas Buang Pada Sepeda Motor 4 Langkah. Bachelor/Skripsi thesis, Universitas Negeri Padang.

[thumbnail of final_B1_9_ELVAN_VANDIWAN_13846_2498_2014.pdf] Text
final_B1_9_ELVAN_VANDIWAN_13846_2498_2014.pdf

Download (1MB)

Abstract

O2 Sensor merupakan suatu sensor pada sistem komputer otomotif yang dipasang pada Exhaust manifold untuk mengukur kandungan oksigen hasil pembakaran kemudian mengirimkan informasi/sinyal dalam bentuk tegangan ke ECU, sehingga ECU bisa mengatur campuran bahan bakar dan udara yang ideal dan mengakibatkan emisi gas buang jadi lebih rendah atau ramah lingkungan. Beberapa sepeda motor belum dilengkapi dengan alat atau sistem yang berfungsi untuk mereduksi emisi gas buang, sehingga gas-gas berbahaya seperti karbon monoksida (CO) dan hidrokarbon (HC) masih tinggi. Hal tersebut dapat terjadi juga karena campuran bahan bakar dan udara tidak ideal sehingga dapat mengakibatkan pembakaran tidak sempurna. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perbedaan penggunaan O2 Sensor terhadap kandungan emisi gas buang sepeda motor 4 langkah. Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 4 Januari 2014 dengan menggunakan sepeda motor Yamaha New V-Ixion 150 cc tahun 2013 dan menggunakan bahan bakar pertamax. Untuk pengujian emisi gas buang dilakukan pada putaran mesin 1500 rpm, 1750 rpm, 2000 rpm, 2250 rpm dan 2500 rpm. Adapun variabel bebas dari penelitian ini adalah menggunakan O2 Sensor dan tidak menggunakan O2 Sensor dan variabel terikatnya adalah emisi gas buang CO dan HC. Pengambilan data dilakukan 3 kali pada setiap putaran. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa penggunaan O2 Sensor dapat menurunkan emisi gas buang karbon monoksida (CO) dan hidrokarbon (HC) dibandingkan dengan pada saat tidak menggunakan O2 Sensor. CO pada Rpm 1500 penurunannya 15,4 %, CO Rpm 1750 penurunannya 5,9 %, CO Rpm 2000 penurunannya 16,1 %, CO Rpm 2250 penurunannya 35,9 % dan CO Rpm 2500 penurunannya 57,8 %. HC Rpm 1500 penurunannya 17,02 %, HC Rpm 1750 penurunannya 36,8 %, HC Rpm 2000 penurunannya 28,9 %, HC Rpm 2250 penurunannya 28,7 % dan HC Rpm 2500 penurunannya 27 %. Semakin tinggi putaran mesin maka emisi gas buang karbon monoksida (CO) dan hidrokarbon (HC) semakin rendah, hal ini berlaku pada saat menggunakan O2 Sensor atau tidak. Kemudian menggunakan uji t yang menunjukkan hasil t hitung lebih besar daripada t tabel. Hasil uji t emisi gas buang CO didapatkan t hitung (6,78) > lebih besar dari t tabel (2,920) dan hasil uji t emisi gas buang HC didapatkan didapatkan t hitung (6,426) > lebih besar dari t tabel (2,920), yang menunjukkan hasil perbedaan yang ditimbulkan dari data signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang positif dan signifikan penggunaan O2 Sensor terhadap kandungan emisi gas buang pada sepeda motor 4 langkah, sesuai dengan hipotesis penelitian.

Item Type: Thesis (Bachelor/Skripsi)
Uncontrolled Keywords: O2 Sensor, emisi gas buang, karbon monoksida, hidrokarbon, sepeda motor 4 langkah.
Subjects: T Technology > T Technology (General)
T Technology > TD Environmental technology. Sanitary engineering
T Technology > TJ Mechanical engineering and machinery
T Technology > TL Motor vehicles. Aeronautics. Astronautics
Divisions: Fakultas Teknik > Pendidikan Teknik Otomotif-S1
Depositing User: Lailatul Husni
Date Deposited: 27 Aug 2025 02:32
Last Modified: 27 Aug 2025 02:32
URI: https://repository.unp.ac.id/id/eprint/22836

Actions (login required)

View Item
View Item