Pengaruh Variasi Komposisi Serat Tandan Kosong Sawit (TKS) dan Serbuk Kayu Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Papan Partikel

Kebutuhan akan bahan papan pada saat ini mengalami peningkatan yang sangat dratis.
Peningkatan kebutuhan papan mengakibatkan sumber daya hutan semakin hari semakin
berkurang. Untuk mengatasi masalah ini, maka diperlukan berbagai usaha seperti efisiensi pe
manfaatan kayu secara total, ataupun mencari alternatif melalui perkembangan teknologi seperti
pengalihan pembuatan papan dari kayu solid menjadi papan partikel dari bahan berlignoselulosa
lainnya yang bahannya relative murah didapat tanpa mengurangi mutu maupun kualitasnya. Salah
satu limbah hasil perkebunan yang ketersediaannya melimpah dan belum dioptimalkan
pemanfaatannya adalah bahan serat Tandan Kosong Sawit (TKS) dan serbuk kayu. Penelitian
mengenai pembuatan papan partikel dari tandan kosong sawit telah dilakukan oleh peneliti
sebelumnya tetapi masih terdapat kelemahan pada sifat mekanis. Maka dalam penelitian ini
ditambahkan serbuk kayu sebagai penguat papan partikel Tandan Kosong Sawit. Penelitian ini
bertujuan menyelidiki pengaruh variasi komposisi Tandan Kosong Sawit dan serbuk kayu
terhadap sifat fisis dan sifat mekanis papan partikel.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Variabel-variabel dalam penelitian ini
terdiri dari variabel bebas berupa variasi komposisi serat TKS dan serbuk kayu yaitu 20:80%,
40:60%, 50:50%, 60:40%, 80:20%. Variabel terikat berupa sifat fisis seperti kadar air, kerapatan,
dan sifat mekanis seperti kuat lentur dan kuat tekan. Variabel kontrol berupa lama waktu
pengempaan 20 menit, tekanan pengempaan 150 Pa, massa total papan partikel 0.630 kg dan jenis
perekat yang digunakan yaitu Polyester. Alat yang digunakan dalam pembuatan papan partikel
yaitu mesin kempa panas dan kempa dingin dan alat yang digunakan untuk menguji sifat mekanis
papan partikel yaitu Universal Testing Machine.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil sebagai berikut : nilai sifat fisis kadar air
pada variasi 20:80% yaitu 5,56%, 40:60% yaitu 4,60%, 50:50% yaitu 4,98%, 60:40% yaitu
6,15%, 80:20% yaitu 8,93% semua hasil memenuhi SNI yaitu kecil dari 14%. Nilai kerapatan
pada variasi 20:80% yaitu 8,2 x 10²kg/�3, 40:60% yaitu 8,3 x 10²kg/�3, 50:50% yaitu 8,6 x
10²kg/�3, 60:40% yaitu 8,4 x 10²kg/�3, 80:20% yaitu 7,9 x 10²kg/�3 semua memenuhi standar
SNI yaitu 4 x 10² - 9 x 10² (kg/�3). Nilai sifat mekanis kuat lentur pada variasi 20:80% yaitu
11,17 x 104kg/��2, 40:60% yaitu 26,50 x 104kg/��2, 50:50% yaitu 52,57 x 104kg/��2,
60:40% yaitu 30,66 x 104kg/��2, 80:20% yaitu 19,66 x 104kg/��2dan semua hasil belum
memenuhi standar yaitu nilai minimal 82 x 104kg/��2. Nilai kuat tekan pada variasi 20:80%
yaitu 17,22 kg/��2, 40:60% yaitu 24,25 kg/��2, 50:50% yaitu 33,05 kg/��2, 60:40% yaitu
27,13 kg/��2, 80:20% yaitu 18,83 kg/��2 dan semua memenuhi standar yaitu besar dari 6
kg/��2. Variasi komposisi serat TKS dan serbuk kayu berpengaruh terhadap nilai kadar air,
kerapatan, kuat lentur, kuat tekan dengan nilai yang bervariasi naik turun. Semua karakteristik
yang diteliti memenuhi standar SNI kecuali kuat lentur karena nilai minimalnya adalah 82 x
104kg/��2 hasil maksimal yang didapat 79 x 104kg/��2. Secara umum diperoleh nilai sifat fisis
dan mekanis yaitu kerapatan, kuat lentur, kuat tekan yang optimal pada pada variasi 50% TKS:
50% serbuk kayu, namun pada kadar air diperoleh nilai yang optimal pada variasi 40% TKS :
60% serbuk kayu.