Perbedaan Hasil Pengelasan Fillet T-Joint Vertikal Up dan Vertikal Down terhadap Uji Bending pada Las Busur Listrik SMAW

Hidayat, Novrizal (2017) Perbedaan Hasil Pengelasan Fillet T-Joint Vertikal Up dan Vertikal Down terhadap Uji Bending pada Las Busur Listrik SMAW. Bachelor/Skripsi thesis, Universitas Negeri Padang.

[thumbnail of final_B1_07_NOVRIZAL_HYDAYAT_1201960_930_2017.pdf] Text
final_B1_07_NOVRIZAL_HYDAYAT_1201960_930_2017.pdf

Download (1MB)

Abstract

Tujuan peneltian ini adalah untuk dapat mengetahui perbedaan hasil pengelasan fillet T-joint posisi pengelasan vertikal up dan vertikal down dengan bahan plat baja TRS 400 ketebalan 6 mm, panjang 150 mm, dan lebar 70 mm terhadap bending test menggunakan las busur listrik SMAW (Shield Metald Arc Welding). Posisi pengelasan vertikal up dan vertikal down dilakukan tergantung pada bentuk alur yang akan dilas, seperti kontruksi baja yang ada dilapangan, dimana konstruksi ini terpasang dan tidak dapat dibolak-balik. Maka posisi pengelasan yang harus dilakukan untuk penyambungannya dengan menggunakan posisi pengelasan vertikal. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, proses pengelasan fillet dilakukan dengan posisi vertikal dengan dua arah yaitu vertikal up dan vertikal down dengan jenis sambungan las yaitu T-Joint. Proses pengukuran untuk hasil daerah pengelasan menggunakan alat ukur daerah las yaitu fillet gauge, dan height gauge untuk menentukan mutu dari hasil pengelasan. Pengujian pada spesimen pengelasan vertikal up dan vertikal down dilakukan menggunakan media bending test dengan cara memberikan gaya tekan terhadap spesimen uji, proses ini bertujuan untuk dapat mengetahui kekuatan dari daerah hasil pengelasan dan dapat menentukan perbedaan daerah las pada masing-masing spesimen uji. Hasil penelitian ini didapat dari grafik pengukuran dan pengujian daerah hasil las pada spesimen T-joint, bahwa pengelasan vertikal up dan vertikal down memiliki dua perbedaan, yang pertama yaitu pada tinggi jalur las, untuk pengelasan vertikal up menghasilkan tinggi jalur las sebesar 7,5 mm, sedangkan pada proses pengelasan vertikal down tinggi jalur las yang dihasilkan yaitu sebesar 6,8 mm, perbedaan kedua yaitu pada daerah hasil las terhadap pengujian bending, dari kelima spesimen T-joint pada pengelasan vertikal up, daerah pengelasan menghasilkan patahan yang sama, patahan terjadi pada daerah pengaruh panas saat melakukan pengelasan yang disebut dengan HAZ, sedangkan pada pengelasan vertikal down, patahan yang terjadi dari spesimen nomor 1, 2, 3, dan 5 sama dengan yang dialami pada pengelasan vertikal up, tetapi untuk spesimen nomor 4 mengalami terangkatnya jalur las akibat dari penetrasi pengelasan yang kurang sempurna.

Item Type: Thesis (Bachelor/Skripsi)
Uncontrolled Keywords: Pengelasan Fillet, Pengelasan Vertikal, Bending Test
Subjects: T Technology > TJ Mechanical engineering and machinery
Divisions: Fakultas Teknik > Pendidikan Teknik Mesin-S1
Depositing User: Zikri Ramadhan
Date Deposited: 20 Aug 2025 09:17
Last Modified: 20 Aug 2025 09:17
URI: https://repository.unp.ac.id/id/eprint/22213

Actions (login required)

View Item
View Item