Pengembangan Bahan Ajar dalam Bentuk Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Inkuiri Terbimbing pada Materi Hasilkali Kelarutan (KSP) untuk Pembelajaran Kimia Kelas XI Tingkat SMA/MA

Kegiatan pembelajaran menurut Kurikulum 2013 bertujuan untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran. Dalam proses pembelajaran kimia siswa belum bisa memaksimalkan kemampuannya untuk belajar sendiri dan kurangnya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran sedangkan kurikulum 2013 menuntut pembelajaran siswa aktif-mencari (pembelajaran inkuiri). Salah satu strategi pembelajaran kimia yang mengimplementasikan kurikulum 2013 yaitu strategi pembelajaran inkuiri. Pembelajaran inkuiri adalah suatu kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Salah satu proses pembelajaran yang berorientasi pada siswa adalah pembelajaran inkuiri terbimbing. Dalam mendukung strategi pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing ini, perlu dirancang bahan ajar yang mendorong siswa aktif dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut dilakukan suatu penelitian mengenai pengembangan bahan ajar dalam bentuk Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis inkuiri terbimbing pada materi Hasilkali Kelarutan (Ksp) untuk pembelajaran kimia kelas XI tingkat SMA/MA. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar dalam bentuk LKS berbasis inkuiri terbimbing yang kemudian diuji tingkat validitas dan praktikalitas. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D). Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu model 4-D (four D models) yaitu (1) define (pendefinisian), (2) design (perancangan), (3) develop (pengembangan) dan (4) disseminate (penyebaran). Bahan ajar yang dikembangkan divalidasi oleh 2 orang dosen dan 1 orang guru dan dilakukan uji praktikalitas (terhadap guru dan siswa) secara terbatas dikelas XII di SMA N 8 Padang. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dihasilkan bahan ajar dalam bentuk LKS yang memiliki nilai rata-rata validitas sebesar 0,808 dengan kategori kevalidan sangat tinggi. Berdasarkan uji praktikalitas diperoleh momen kappa (k) sebesar 0,83 dari guru dan 0,78 dari siswa dengan kategori kepaktisan sangat tinggi dan tinggi.