Studi Tentang Nilai Viskositas Madu Hutan Dari Beberapa Daerah di Sumatera Barat Untuk Mengetahui Kualitas Madu

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan madu, terutama madu hutan yang diyakini mempunyai mutu dan kualitas bagus untuk memelihara kesehatan. Banyaknya madu yang beredar di pasaran yang kurang terjamin keasliannya. Untuk itu diperlukan suatu penelitian tentang kualitas madu hutan yang dihasilkan, khususnya di beberapa daerah di Sumatera Barat. Kualitas madu dapat ditentukan berdasarkan beberapa parameter, salah satunya yaitu dari nilai viskositas yang dimiliki madu.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang pengambilan datanya dilakukan di laboratorium Fisika Material dan Biofisika FMIPA UNP dan laboratorium Sekolah Menengah Analis Kimia (SMAK) Padang pada bulan Mei sampai bulan Juli 2012. Sampel yang diteliti dalam penelitian ini yaitu sejumlah madu dari beberapa daerah di Sumatera Barat meliputi Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Solok, dan Kota Padang Panjang sebagai variabel bebas dan nilai viskositas sebagai variabel terikat. Setiap sampel diukur nilai viskositasnya dengan menggunakan viskometer Ostwald.
Hasil pengukuran dari nilai viskositas dari madu didapatkan sebagai berikut: madu dari Kabupaten Agam 8.3754 Poise, Kabupaten Tanah Datar sebesar 17.5646 Poise, Kabupaten Sijunjung sebesar 10.9615 Poise, Kabupaten Solok sebesar 17.9445 Poise, dan Kota padang panjang sebesar 3.4588 Poise. Nilai viskositas madu yang berasal dari Kabupaten Solok, Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Sijunjung mempunyai nilai yang lebih besar dari Standarisasi Nasional Indonesia (SNI), dimana nilai viskositas madu menurut SNI yaitu minimal 10 Poise.