Pengaruh Waktu Milling terhadap Struktur dan Ukuran Butir Nano Quartz dari Nagari Saruaso Kabupaten Tanah Datar

Indonesia memiliki potensi alam yang melimpah, salah satunya adalah bahan tambang mineral silika. Silika bisa memiliki nilai jual yang tinggi dalam dunia industri besi baja dengan mengubah kualitasnya dalam nanomaterial. Metode yang dapat dilaksanakan dalam pembuatan nanomaterial salah satunya adalah High Energy Milling 3D Motion. Tujuan penelitian ini adalah untuk menyelidiki pengaruh waktu milling terhadap struktur nano quartz dalam bentuk struktur kristal, ukuran kristal, ukuran butir, dan morfologinya.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang dilaksanakan di Laboratorium Material Jurusan Fisika FMIPA UNP dan Laboratorium Geologi Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (PPPGL) Bandung. Pada penelitian dilakukan variasi waktu milling yaitu 6 jam, 12 jam, 24 jam dan 30 jam menggunakan High Energy Milling (HEM) untuk karakterisasi mendapatkan butiran quartz dalam bentuk nanopartikel. X-Ray Diffraction (XRD) digunakan melihat struktur kristal, ukuran kristal dan Scanning Electron Microscopic (SEM) untuk melihat ukuran butir serta morfologi dari quartz.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa untuk waktu milling 6, 12, 24 jam dan 30 jam didapatkan struktur kristal Hexagonal. Pengaruh waktu milling 6 jam,12 jam,24 jam dan 30 jam di dapatkan ukuran kristal pada sampel quartz sekitar 164 nm, 123 nm, 79 nm, dan 68 nm. Pengaruh waktu milling terhadap ukuran butir serta morfologi nanopartikel quartz menyebabkan perubahan pada ukuran butir. Ukuran butir berturut-turut yaitu sebesar 464 nm,380 nm, 345 nm, dan 293 nm. Bentuk morfologi homogeny merata diseluruh permuakaan.