Hubungan Karakter Rasa Ingin Tahu dengan Motivasi Belajar Siswa

Pendidikan merupakan hal yang mengaitkan pengajar yang menggunakan peserta didik sang pengajar. Faktor pendidikan ini sangat penting bagi peserta didik untuk membangun motivasi belajar, kepribadian ataupun perilaku peserta didik. Motivasi belajar adalah segala usaha di dalam diri sendiri yang menimbulkan kegiatan belajar serta menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberi arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki tercapai. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar peserta didik yaitu sifat, kebutuhan, rangsangan, afeksi, kompetensi dan penguatan. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan karakter rasa ingin tahu, (2) mendeskripsikan motivasi belajar siswa, (3) untuk menguji apakah terdapat hubungan yang signifikan antara karakter rasa ingin tahu dengan motivasi belajar siswa. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelasional. Populasi penelitian yaitu sebanyak 182 orang peserta didik kelas XI IPA dan IPS SMA Adabiah Padang. Sedangkan jumlah sampel sebanyak 125 orang peserta didik, peneliti menggunakan teknik Purposive Sampling. Instrumen yang digunakan yaitu angket karakter rasa ingin tahu dan motivasi belajar siswa. Data dianalisis menggunakan teknik statistik deskriptif dan teknik Pearson Product Moment untuk mengetahui hubungan karakter rasa ingin tahu dengan motivasi belajar siswa melalui program statistik SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) karakter rasa ingin tahu berada pada kategori tinggi yaitu 55 orang peserta didik dengan persentase 44.00%, (2) motivasi belajar siswa berada pada kategori sedang yaitu 61 orang peserta didik dengan persentase 48.80%, (3) terdapat hubungan positif yang signifikan antara karakter rasa ingin tahu dengan motivasi belajar siswa dengan koefisien 0.788 dan taraf signifikansi sig. (2-tailed) sebesar 0.000. Artinya semakin tinggi karakter rasa ingin tahu maka semakin tinggi pula motivasi belajar pada siswa atau semakin rendah karakter rasa ingin tahu maka semakin rendah pula motivasi belajar pada siswa.