Hubungan Persepsi Siswa tentang Peralatan Praktek dengan Hasil Belajar Pengelasan Siswa Jurusan Teknik Mesin di SMK Negeri 2 Payakumbuh

Sarana dan Prasarana/peralatan praktek berkemungkinan penyebab rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran pengelasan siswa jurusan teknik mesin di SMK Negeri 2 Payakumbuh. Kelengkapan peralatan las seperti mesin las dan perlengkapan lain-lainnya belum memadai/diperbaharui sehingga siswa belum dapat mempraktekkan teori yang didapat pada jurusan teknik pengelasan dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan persepsi siswa tentang peralatan praktek dengan hasil belajar pengelasan jurusan mesin di SMK Negeri 2 Payakumbuh. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan metode kolerasional dengan populasi 120 orang siswa. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik pendekatan Slovin. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen angket yang sudah di uji validitas dan reabilitasnya, kemudian mencatat hasil belajar siswa. Analisis Tingkat Pencapaian Responden dengan rumus persentase dan skor rata-rata hasil belajar, uji persyaratan analisis dengan uji normalitas dan uji linieritas, analisis koefisien korelasi dengan korelasi Product Moment sebagai uji hipotesis. Data yang dikumpul tersebut dianalisis dengan bantuan komputer program SPSS versi 20.00 for windows. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa: terdapat hubungan antara persepsi siswa tentang peralatan praktek dengan hasil belajar pengelasan jurusan teknik mesin di SMK Negeri 2 Payakumbuh . Hal ini dapat dilihat pada koefisien korelasi yang diperoleh sebesar 0.511 dan dibandingkan dengan r tabel sebesar 0.268. Karena r hitung > r tabel, maka terdapat hubungan yang positif antara persepsi siswa tentang peralatan praktek dengan hasil belajar. Besarnya kontribusi adalah 26.11%. Artinya persepsi siswa tentang peralatan praktek dapat memberikan kontribusi terhadap hasil belajar siswa sebesar 26.11%. Semakin tinggi persepsi siswa tentang peralatan praktek maka hasil belajar siswa yang diperoleh semakin tinggi, begitu juga sebaliknya