Analisis Keterpakaian Keterampilan Belajar 4C Pada LKS Fisika Kelas XI Semester 2 Se-Kabupaten dan Kota Solok

Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang menekankan pada keterampilan
yang harus dimiliki masing-masing siswa. Keterampilan ini meliputi keterampilan
berpikir kritis (critical thinking), keterampilan berpikir kreatif (creative thinking),
keterampilan komunikasi (communication), dan keterampilan kolaborasi
(collaboration) atau yang dikenal dengan 4C. Keterampilan tersebut bisa
diperoleh melalui proses pembelajaran dikelas dengan menggunakan bahan ajar
yang tepat, salah satunya LKS. Dengan menerapkan 4C pada LKS dapat
membantu siswa dalam melatih keterampilan 4C. Hasil observasi awal
menunjukkan bahwa LKS yang digunakan di SMANegeri se-kabupaten dan kota
Solok bervariasi dan belum diketahui apakah sudah menerapkan keterampilan 4C
atau belum. LKS tersebut sebaiknya diperhatikan oleh guru sehingga LKS yang
berorientasi 4C dapat membantu siswa memenuhi salah satu tuntutan kurikulum
dimana siswa harus dapat berfikir kritis, kreatif, berkomunikasi dan berkolaborasi.
Maka penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keterpakain keterampilan
belajar 4C pada LKS Fisika kelas XI Semester 2 se-Kabupaten dan Kota Solok
pada sajian isi LKS.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Populasi penelitian ini ialah seluruh LKS Fisika SMA kelas XI semester 2 yang di
digunakan guru di Kabupaten dan Kota Solok. Sampel penelitian ini adalah LKS
Fisika SMA Kelas XI Semester 2 yang yang dirancang dan digunakan oleh guru
fisika SMANegeri di Kabupaten dan Kota Solok. Data penelitian ini diambil
menggunakan instrument analisis sajian LKS dan teknik pengumpulan data
melalui studi dokumentasi dan wawancara. Teknik pengolahan data dalam
penelitian ini adalah Content Analysis atau kajian isi.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, disimpulkan bahwa
keterpakaian keterampilan belajar 4C pada LKS Fisika kelas XI Semester 2 di
Kabupaten dan Kota Solok masih rendah, dengan kategori kurang memfasilitasi
dan tidak memfasilitasi. Presentase rata-rata yang diperoleh dari keterpakaian
keterampilan belajar 4C pada masing-masing komponen sebagai berikut.
Keterampilan berfikir kritis 31,9% dengan kategori kurang memfasilitasi dan
merupakan keterampilan 4C tertinggi yang diperoleh, Keterampilan berfikir
kreatif 19,47% kategori tidak memfasilitasi, keterampilan komunikasi 21,68%
kategori kurang memfasilitasi, dan keterampilan kolaborasi 14,84% kategori tidak
memfasilitasi dan merupakan keterampilan 4C terendah