Bentuk, Fungsi dan Makna Tabuik Pariaman serta Tabot Bengkulu

Tabuik dan tabot mempunyai muatan budaya, secara visual bentuk dan upacara yang dilaksanakannya memiliki daya tarik dan keunikan tersendiri. Walaupun kebudayaan ini hampir sama akan tetapi Sumatera Barat dan Bengkulu memiliki adat istiadat, kebiasaan, kepercayaan, kesenian dan gaya hidup yang berbeda oleh sebab itu menurut penulis baik kebudayaan tabuik Pariaman maupun kebudayaan tabot Bengkulu penting untuk dikaji ulang dan diteliti kajian visual dan maupun non visualnya agar dapat tetap dipertahankan sebagai kebudayaan asli yang menjadi ikon daerah Pariaman dan Bengkulu. Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengidentifikasi bentuk tabuik Pariaman dan tabot Bengkulu, 2) mengidentifikasi fungsi tabuik Pariaman dan tabot Bengkulu, 3) mengidentifikasi makna tabuik Pariaman dan tabot Bengkulu. Penulis melakukan penelitian di dua tempat berbeda yaitu Kota Pariaman dan kota Bengkulu dengan metode penelitian kualitatif. Penelitian dilakukan dengan cara pengamatan lapangan, wawancara, dan dokumentasi. Untuk menganalisis data dilakukan dengan cara mengumpulkan data, mereduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Untuk menguji keabsahan data dilakukan dengan triangulasi data. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa bentuk tabuik dan tabot bersal dari bentuk-bentuk alami (seperti daun, buah-buahan, bunga, tumbuhan, batu, kayu, kulit, awan, pelangiawan, binatang, matahari, atau berbagai figure binatang dan manuasia.) danbentuk geometris (seperti persegi panjang, oval lingkaran, kotak, berbagai segi (segi tiga, segi enam, segi delapan), kerucut, jajar genjang, silinder, dan berbagai garis.). Fungsi yang terkandung di dalam tabuik Pariaman yaitu fungsi sosial, fungsi budaya, fungsi hias, dan fungsi spritual, sedangkan fungsi yang terkandung didalam tabot Bengkulu yaitu fungsi social, fungsi hias, dan fungsi spritual. Makna yang terkandung bersifat simbolis, adat istiadat, agama, kehidupan serta kebiasaan.