Hubungan Persepsi Siswa tentang Proses Pembelajaran Guru Matematika dengan Motivasi Belajar Siswa

Persepsi merupakan salah satu faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar. Persepsi siswa tentang proses pembelajaran terbagi 3 yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Proses pembelaran antara lain guru, tenaga kependidikan, dengan siswa. Proses pembelajaran yang baik dan nyaman di sekolah ditandai dengan adanya hubungan sosial yang harmonis antara siswa dengan teman sebaya, guru, dan personil sekolah sehingga siswa akan lebih termotivasi untuk belajar dan meningkatkan prestasinya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan persepsi siswa tentang proses pembelajaran guru matematika, motivasi belajar siswa, dan menguji hubungan antara persepsi siswa tentang proses pembelajaran guru matematika dengan motivasi belajar siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan korelasional. Populasi penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 19 Padang tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 578 orang. Sampel penelitian diambil menggunakan teknik stratified random sampling yang terdiri dari siswa kelas VII, VIII dan IX SMP Negeri 19 Padang yang berjumlah 250 orang. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah angket yang diolah dengan menggunakan analisis deskriptif untuk mendeskripsikan masing-masing variabel dan analisis korelasional untuk menguji signifikansi hubungan kedua variabel menggunakan rumus pearson correlation melalui program statistik SPSS Release 20,0 for windows. Hasil penelitian antara lain: (1) 31,6% dari jumlah siswa mempersepsikan proses pembelajaran guru matematikanya baik, (2) 44,8% memiliki motivasi rendah terhadap kegiatan proses pembelajaran guru matematika, (3)tidak terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi siswa tentang proses pembelajaran guru matematika dengan motivasi belajar matematika siswa di SMP Negeri 19 Padang. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan kepada guru BK hendaknya bisa melihat bagaimana motivasi belajar matematika siswa dengan adanya keterbatasan yang dimiliki oleh pihak sekolah dan memberikan berbagai jenis layanan yang sesuai dengan kebutuhan siswa yang berguna untuk meningkatkan potensi siswa seoptimal mungkin.