Hubungan Laju Infiltrasi Terhadap Permeabilitas Tanah Pada Lahan Resapan Kampus Universitas Negeri Padang

Pembangunan gedung-gedung yang ada di kampus UNP membawa dampak positif dan negatif. Salah satu dampak positif yang ditimbulkan yaitu banyaknya gedung baru yang berjajaran bagus di UNP, dan salah satu dampak negatif dari pembangunan gedung di UNP berubahnya tata guna lahan. Lahan terbuka hijau yang berfungsi sebagai daerah resapan air, dialih fungsikan dengan membangun gedung. Semakin sedikit lahan terbuka hijau maka akan semakin kecil pula laju infiltrasi. Dalam melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan Laju Infiltrasi Terhadap Permeabilitas Tanah Pada Lahan Resapan Kampus UNP”. Berdasarkan data yang diambil laju infiltrasi pada lahan resapan kampus UNP masuk pada (Zona E). Kriteria daerah resapan air yang sangat rendah, dengan Laju Infiltrasi sebesar 0,01602 cm/menit yang tertinggi, sedangkan laju infiltrasi yang terendah 0,0492 cm/menit. Nilai laju infiltrasi dengan klasifikasi daerah resapan air yang sangat rendah menyebabkan bahwa pada saat curah hujan yang sebagian besar akan menjadi limpasan serta terjadi genangan dipermukaan. Sedangkan nilai permeabilitas yang ada di lapangan termasuk kedalam klasifikasi lambat. Nilai permeabilitas yang tertinggi yaitu 0,00243 cm/sec, sedangkan yang nilai yang terendah 0,0006151 cm/sec. Klasifikasi nilai permeabilitas termasuk kedalam klasifikasi lambat. Sedangkan dari hasil hubungan antara laju infiltrasi terhadap permeabilitas tidak terlihat karena nilai corelasi 0,549 > 0,05 dikarenakan titik sampel terlalu sedikit, dan didalam hubungan laju infiltrasi terhadap permeabilitas negatif, yang menjelaskan seiring meningkatnya laju infiltrasi maka permeabilitas semakin kecil, atau dengan kata lain permeabilitas menurun seiring meningkatnya laju infiltrasi.