Adaptasi Kebiasaan Baru (New Normal) Pelaksanaan Protokol Kesehatan (3 M) pada Mahasiswa FIS UNP selama Pandemi Covid-19

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya Fenomana bencana non alam,
dalam proses itu segala bentuk aktivitas masyarakat dialihkan melalui daring
(dalam jaringan). Lembaga pendidikan dalam proses itu juga mengalami hal yang
sama, biasanya pembelajaran dilakukan secara tatap muka (luring), kemudian
pasca pandemi Covid-19 pembelajaran dialihfungsikan melalui basis daring.
Selang beberapa semester pemeritah memberikan paduan normal baru, dalam
proses ini Universitas Negeri Padang juga menerapkan hal yang sama, setiap
dosen dan para mahasiswa diwajibkan mematuhi normal baru dengan aturan
protokol kesehatan agar dapat beraktivitas di kampus yang tujuannya untuk
meminimalisir penularan Covid-19.
Teori yang digunakan dalam penelitian adaptasi pendekatan Robert K.
Merton. Asumsi dasar dari teori tipologi Merton ini adalah bahwa anomie tidak
akan muncul sejauh masyarakat menyediakan sarana kelembagaan untuk
mencapai tujuan-tujuan kultural tersebut. Teori tipologi adapatasi ini digunakan
untuk menjelaskan interaksi para mahasiswa FIS UNP saat melakukan adaptasi
kebiasaan baru di kampus. Menganalisis realitas yang terjadi pada mahasiswa,
dengan cara mengamati aktivitas sehari-hari para mahasiswa saat menerapkan
protokol kesehatan (3M) seperti, memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan
Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara yang
dilakukan langsung antara pewawancara dan terwawancara, serta studi
dokumentasi. Teknik analisis data dari Miles dan Huberman yang digunakan
reduksi data, penyajian data dan kesimpulan. Keabsahan data dilakukan dengan
triangulasi data. Penelitian ini dianalisis dengan pendekatan kualitatif dengan tipe
penelitian fenomenologi. Teknik pemilihan informan yaitu purposive sampling
dengan jumlah informan sebanyak 16 orang.
Hasi penelitian yang diperoleh diantaranya, dalam proses pelaksanaan
adaptasi kebiasan pada mahasiswa dengan menerapkan protokol kesehatan belum
terlaksana dengan semestinya. Para mahasiswa belum bisa beradaptasi dengan
kondisi pandemi, masih ditemukan yang tidak memakai masker, menjaga jarak
dan mencuci tangan, disebabkan oleh adanya pemikiran yang pragmatis, sehingga
membuat mahasiswa berperilaku secara ritualisme, retreatisme dan rebellion
dalam melaksanakan protokol kesehatan pada saat berada di kampus.