Motif Remaja dalam Perilaku Pacaran (Studi Kasus pada Siswa SMAN 1 Silaut)

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena yang terjadi pada siswa SMAN 1 Silaut yang banyak dikeluarkan dari sekolah karena kehamilan di luar nikah. Hal ini berkaitan dengan perilaku remaja dalam berpacaran. Hasil wawancara terstruktur menunjukkan bahwa perilaku remaja dalam berpacaran terbilang cukup negatif, diantaranya berpegangan tangan sampai melakukan hubungan seksual. oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan motif remaja dalam perilaku pacaran (studi kasus pada siswa SMAN 1 Silaut). Penelitian ini dianalisis menggunakan teori fenomenologi oleh Alfred Schutz. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe penelitian studi kasus intrinsik. Pemilihan informan dilakukan secara purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi partisipasi pasif, wawancara, dan studi dokumentasi kemudian dianalisis menggunakan model analisis data interaktif Miles dan Huberman. Berdasarkan temuan penelitian ini, motif remaja dalam perilaku pacaran adalah motif internal dan motif eksternal. Motif internal berasal dari pandangan mereka dalam berpacaran bahwa motif mereka dalam perilaku pacaran disebabkan oleh anggapan mereka bahwa perilaku pacaran yang mereka lakukan sudah umum untuk dilakukan, sebagai pembuktian rasa cinta kepada pasangan, dan ingin terkesan romantis seperti pasangan lainnya, motif ini disebut motif biogenesis. Sedangkan motif eksternalnya disebabkan oleh lingkungan keluarga yang terlalu membebaskankan anak dalam bergaul, pengaruh dari teman, dan juga pengaruh media massa yang menjadi motif remaja dalam perilaku pacaran. Motif ini disebut sosiogenetis, yaitu motif yang diperoleh individu berdasarkan interaksi sosial dengan orang lain.