Perbedaan Perilaku Agresif Siswa Ditinjau dari Jenis Kelamin

Pada masa remaja terjadi berbagai perubahan dalam diri individu, salah satunya perubahan kognitif, yang menjadikan individu lebih mampu berpikir logis sehingga dapat terhindar dari perilaku agresif. Namun sebaliknya, perilaku agresif saat ini marak terjadi di kalangan remaja. Remaja yang seringkali memunculkan emosi negatif dan berperilaku agresif adalah remaja laki-laki. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran perilaku agresif siswa laki-laki, perilaku agresif siswa perempuan, dan menguji perbedaan perilaku agresif ditinjau dari jenis kelamin.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode kuantitatif dan komparatif yang menggambarkan perbedaan perilaku agresif siswa ditinjau dari jenis kelamin. Populasi penelitian berjumlah 343 orang siswa SMA Kartika 1-5 yang terdaftar pada tahun ajaran 2015/2016, dengan jumlah sampel 78 orang, pemilihan sampel menggunakan teknik Simple Random Sampling. Instrumen yang digunakan adalah model skala likert. Skala yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah skala perilaku agresif dan diolah melalui teknik statistik dengan menentukan nilai mean, standar deviasi, dan skor. Untuk mendeskripsikan perilaku agresif siswa laki-laki dan perempuan digunakan rumus persentase dan untuk melihat perbedaan perilaku agresif siswa ditinjau dari jenis kelamin digunakan rumus uji-t dengan teknik Independent Sampel Test melalui program statistik SPSS for windows release 20..
Temuan penelitian mengungkapkan bahwa, 1) perilaku agresif siswa laki-laki pada umumnya berada pada kategori sedang, 2) perilaku agresif siswa perempuan pada umumnya berada pada kategori rendah, dan 3) terdapat perbedaan perilaku agresif ditinjau dari jenis kelamin. Jadi, hipotesis yang dikemukakan diterima.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti menyarankan kepada guru BK untuk menyusun dan mengembangkan program serta memberikan pelayanan untuk mengatasi tindakan agresif siswa secara tepat sesuai karakteristik masing-masing siswa berdasarkan jenis kelamin. Selain itu, guru BK juga perlu bekerja sama dengan orang tua dan personil sekolah dalam rangka mengurangi perilaku agresif di kalangan siswa.