Pengaruh Penerapan Problem Based Laerning Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 3 Kota Solok

Komunikasi matematis merupakan aspek yang sangat berpengaruh untuk
pengembangan peserta didik kedepannya. Kenyataan yang ditemui menunjukkan
bahwa kemampuan komunikasi matematis peserta didik kelas VIII di SMP
Negeri 3 Kota Solok masih rendah. Hal ini dilihat dengan memberikan soal
berindikator kemampuan komunikasi matematis, diperoleh data bahwa peserta
didik belum mampu menyelesaikan soal tersebut dengan benar. Salah satu model
pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut adalah
Problem Based Learning.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mendeskripsikan apakah
kemampuan komunikasi matematis peserta didik kelas VIII SMP Negeri 3 Kota
Solok yang belajar menggunakan model Problem Based Learning lebih baik dari
peserta didik yang belajar menggunakan pembelajaran konvensional. Serta
mendeskripsikan perkembangan kemampuan komunikasi matematis peserta didik
yang belajar dengan Problem Based Learning. Jenis penelitian yang dilakukan
adalah penelitian quasy-experiment dengan menggunakan rancangan penelitian
The Noneequivalent Posttest-Only Control Group.
Populasi penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII SMP Negeri 3 Kota
Solok Tahun Pelajaran 2019/2020. Sampel yang digunakan ditentukan dengan
memanfaatkan teknik Simple Random Sampling. Kelas yang terpilih sebagai
kelas eksperimen adalah kelas VIII-2 dan kelas kontrol adalah kelas VIII-1.
Instrumen yang digunakan merupakan tes tertulis yang terdiri dari tujuh soal
berbentuk soal uraian. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji
Mann-Whitney.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi matematis
peserta didik yang belajar dengan model Problem Based Learning lebih baik dari
kemampuan komunikasi matematis peserta didik yang belajar dengan
pembelajaran konvensional di kelas VIII SMP Negeri 3 Kota Solok, sehingga
terdapat pengaruh penerapan model Problem Based Learning terhadap
kemampuan komunikasi matematis peserta didik. Perkembangan kemampuan
peserta didik digambarkan dengan indikator menyajikan pernyataan matematika
secara tertulis, gambar dan diagram. Pada awalnya ditemukan peserta didik
belum mampu untuk menyajikan pernyataan secara tertulis. Peserta didik belum
mampu menyajikan pernayataan yang diberikan ke dalam model matematika.
Kondisi ini juga diperkuat oleh hasil kuis. Kemudian pada pertemuan kedua
peserta didik mulai mampu menyajikan pernyataan matematika secara tulisan,
namun jawaban yang diberikan peserta didik masih belum sempurna karena
redaksi yang diberikan pada jawaban masih belum lengkap. Meskipun pada
awalnya kemampuan peserta didik dalam menyajikan pernyataan matematika
secara tertulis kurang baik, namun pada tes akhir peserta didik mampu
menyelesaikan soal indikator ini dengan baik.