Stres Akademik Siswa SMA dalam Mengikuti Pembelajaran Daring.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya fenomena siswa SMA N 1 RaoUtara yang merasa bahwa pembelajaran secara daring sama saja dengan tidakbelajar. Siswa menganggap proses pembelajaran daring lebih melelahkan danmembosankan, karena mereka tidak dapat berinteraksi langsung dengan guru,tugas yang diberikan guru terlalu banyak, batas pengumpulan tugas yang singkatdan tugas yang sulit. Hal tersebut membuat siswa merasa stres karena diberikantugas terlalu banyak, mengeluh karena rendahnya nilai mata pelajaran tertentu.Perubahan sistem pembelajaran serta tuntutan akademik yang melebihikemampuan diri siswa menimbulkan tekanan sehingga memicu stres akademikPenelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan stres akademik siswa dalammengikuti pembelajaran daring ditinjau dari aspek tekanan belajar, aspek bebantugas, aspek khawatir akan nilai, aspek ekspektasi diri, aspek keputusasaan.Jenis penelitian ini adalah deskriptif menggunakan metode kuantitatif.Sampel dalam penelitian ini 135 siswa SMA N 1 Rao Utara yang dipilihmenggunakan teknik Proportional Random Sampling. Data diperoleh dengan caramemberikan instrumen penelitian berupa angket kepada siswa. Hasil penelitiandiolah untuk mencari persentase dan kemudian dikategorikan sesuai tingkat stresakademiknya.Hasil penelitian mengungkapkan bahwa stres akademik dalam mengikutipembelajaran daring siswa SMA N 1 Rao Utara berada pada kategori tinggidengan persentase (55.56%) yang berarti sebagian siswa SMA N 1 Rao Utaramengalami stres akademik yang tinggi. Ditinjau dari masing-masing aspek yaitu,stres akademik siswa ditinjau dari aspek tekanan belajar berada pada kategoritinggi dengan persentase (47.41%.), stres akademik siswa ditinjau dari aspekbeban tugas berada pada kategori tinggi dengan persentase (33.33%), stresakademik siswa ditinjau dari aspek khawatir akan nilai berada pada kategoritinggi dengan persentase (47.41%), stres akademik siswa ditinjau dari aspekekspektasi diri berada pada kategori tinggi dengan persentase (44.44%) dan stresakademik siswa ditinjau dari aspek keputusasaan berada pada kategori tinggidengan persentase (36.30%). Berdasarkan temuan penelitian ini, diharapkanguru BK atau konselor dapat memberikan bantuan berupa layananBimbingan dan Konseling.