Potret Sosial Komunitas Punk di Kota Perawang, Provinsi Riau

Penelitian ini dilatar belakangi oleh ketertarikan peneliti ketika melihat
banyaknya remaja yang bergabung kedalam komunitas Punk. Punk merupakan
gerakan anak muda dari kaum pekerja yang mengkritik keadaan sosial, ekonomi,
politik, ideologi, dan agama yang sedang mengalami kekacauan sehingga
keadaan dalam negara tidak terkendali oleh banyaknya tindak kriminalitas dan
juga pengangguran. Dalam menganalisis penelitian ini, peneliti menggunakan
teori Alasan praktis yang dikemukakan oleh H.Josep Reitz, penekanannya
adalah bahwa individu berkelompok karena kelompok cenderung memberikan
kepuasan atas kebutuhan-kebutuhan sosial yang mendasar dari orang-orang yang
berkelompok. Kebutuhan-kebutuhan sosial praktis tersebut dapat berupa alasan
ekonomi, status sosial, keamanan, politis, dan alasan sosial lainnya dan teori
Interaksionisme Simbolik, penekannya adalah melihat makna sebagai bagian
fundamental dalam interaksi masyarakat.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah pendekatan kualitatif yang
bersifat deskrptif dengan jenis penelitian studi kasus serta teknik pemilihan
informan purposive sampling dengan jumlah informan sebanyak 3 orang anak
Punk, tokoh masyarakat dan masyarakat kota Perawang. Dalam pengumpulan
data dilakukan dengan cara observasi partsipasi pasif, wawancara mendalam dan
dokumentasi, dengan teknik analisis data dari Miles danHuberman.
Hasil penelitian menemukan bahwa sejarah munculnya komunitas Punk di Kota
Perawang dan negara di dunia relatif sama yaitu karena tekanan didalam masyarakat
tetapi munculnya komunitas Punk di negara di dunia karena adanya tekanan politik
sedangkan munculnya komunitas Punk di Kota Perawang karena adanya tekanan
sosial. Maka ditemukan latar belakang munculnya komunitas anak Punk di Kota
Perawang karena menginginkan kebebasan, ekspresi diri, faktor pertemanan dan
kesamaan hobi. Hasil penelitian juga menemukan aktivitas-aktivitas positif yang
dilakukan oleh anak Punk diantaranya: kegiatan dalam berwirausaha yaitu
menyablon, membuat tatto, membuat celengan ukiran kayu dan juga menggalang
dana untuk korban musibah dan bencana. Dari berbagai kegiatan yang dilakukan
oleh anak Punk tersebut memiliki makna bahwa Punk itu tidak selamanya negatif
tetapi juga ada anak-anak Punk yang melakukan kegiatan positif. Dan juga terdapat
nilai kemandirian didalam kegiatan Punk tersebut