Pola Asuh Anak pada Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan (Studi Kasus 8 Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan (PKH) di Kenagarian Limbanang)

Kemiskinan adalah pokok permasalahan yang sangat serius dan diperlukan
penanggulangan untuk memberantas kemiskinan pada masyarakat yang terjadi di
Indonesia pada saat sekarang ini. Program Keluarga Harapan merupakan salah satu
upaya pemerintah dalam memutus rantai kemiskinan. Dalam Program Keluarga
Harapan (PKH) tidak hanya memberikan bantuan tunai maupun non tunai tetapi juga
terdapat kegiatan rutin Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2).
Tujuan program P2K2 yaitu memberikan penyadaran serta pengetahuan tentang
kehidupan dalam rumah tangga, salah satunya adalah pola pengasuhan orang tua
terhadap anak dalam keluarga.
Pola pengasuhan orang tua sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang
anak, tidak jarang anak sering menjadi korban akibat kesalahan orang tua dalam pola
pengasuhan anak. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana pola
asuh anak pada keluarga penerima manfaat Program Keluarga Harapan (PKH) di
Kenagarian Limbanang Kecamatan Suliki Kabupaten Lima puluh Kota. Pendekatan
penelitian ini adalah kualitatif dengan tipe penelitian studi kasus. Subjek penelitian
adalah keluarga penerima manfaat Program Keluarga Harapan (PKH) di Kenagarian
Limbanang. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara
dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang
dikembangkan oleh Milles dan Hurberman yang terdiri dari tiga alur kegiatan, (1)
reduksi data, (2) penyajian data, dan (3) kesimpulan/verivikasi. Keabsahan data
dilakukan dengan melakukan metode tringulasi data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Pada tahun 2013 di Kenagarian
Limbanang PKH telah memulai kegiatan pelatihan Pertemuan Peningkatan
Kemampuan keluarga (P2K2) dengan memberikan pengetahuan tentang pola asuh
demokratis (2) terdapat tiga jenis pola pengasuhan anak di kenagarian Limbanang
yaitu 5 Keluarga menerapkan pola asuh otoriter, 2 Keluarga menerapkan pola asuh
demokratis dan 1 Keluarga menerapkan pola asuh permisif (3) 2 Keluarga telah
menerapkan pola asuh secara demokratis tetapi belum sempurna.