Wayang Purwa dalam Seni Lukis Corak Dekoratif.

Wayang merupakan kesenian yang mengandung nilai kearifan lokal(local genius). Namun nilai kearifan lokal ini kurang mendapat perhatian dariberbagai kalangan terutama generasi muda. Jangankan memahami makna ceritawayang, melihat petunjukan wayang generasi muda sebagian besar enggan dancenderung memilih bermain game yang lebih menyenangkan dan terasa lebihmodern. Ceritanya telah dianggap kuno dan tidak sesuai dengan kehidupanmodern. Pencinta wayang pada saat ini umunya berusia di atas 50 tahun sertabeberapa penggemar fanatiknya, yang diberitakan dua tahun terakhir olehbeberapa media seperti Tribunnews.com (2012) dan Kompas.com (2011).Persoalan tersebut yang mendasari penulis untuk menciptakan karyadengan objek wayang kulit Purwa dalam karya lukis bercorak dekoratif, dengantujuan memvisualkan kebudayaan lokal dengan menampilkan hal baruberdasarkan wawasan sosial budaya sembari memperdalam konsep danmematangkan kemampuan teknik. Merujuk kepada seorang seniman yangbernama Gustav Klimt dengan judul karya Potret Adele Bloch-Bauer I. Walaupunsama-sama corak dekoratif, penulis tetap menghadirkan keorisinalitasan,menyangkut, warna, corak, bentuk dan subject matter. Teknis dalam berkaryameliputi penggunaan alat dalam melukis, seperti teknik isen-isen pada batik,teknik grafis atau cap dengan menggunakan karet linolium.Dari proses penciptaan yang panjang dapat disimpulkan nilai budiluhur yang terkandung dari sepuluh karya adalah nilai kesabaran, kesopanan,bertawahkal kepada Allah SWT, kesungguhan dalam mencapai cita-cita,pengabdian kepada orang tua, menuntut ilmu, kebijaksanaan, keadilan dalambersikap, kejujuran, keberanian dan lain sebagainya. Diharapkan melalui karya inidapat berkontribusi kepada masyarakat untuk meningkatkan apresiasi, menambahhal baru dalam seni lukis dekoratif dan bagi penulis dapat memperdalam konsepdan mematangkan kemampuan teknik dalam seni lukis dekoratif.