Analisis Komunikasi Politik dan Budaya Kerja Tim Kampanye Pasangan Calon pada Pemilihan Kepala Daerah 2018 di Kota Padang

Pemilihan Kepala Daerah tahun 2018 serentak diadakan di 117 daerah termasuk di Kota Padang dengan tema “Pemilihan Kepala Daerah Damai”, hal ini dikarenakan kandidat yang mencalonkan diri merupakan pasangan incumbent pada pemerintahan sebelumnya dan diharapkan mampu membawa suasana
Pemilihan Kepala Daerah yang damai. Agar pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah dapat berjalan dengan damai, Komisi Pemilihan Umum sebagai lembaga yang berwenang dalam penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah mengantisipasi
segala bentuk kecurangan, pelanggaran dan cost politic yang terlalu besar dengan cara memperketat aturan-aturan terkait kampanye Pemilihan Kepala Daerah oleh
masingmasing tim kampanye. Namun akibat ketatnya peraturan dari KPU tersebut maka timbul sejumlah masalah seperti: Proses Pemilihan Kepala Daerah menjadi tidak bersemangat dan sosialisasi kampanye yang kurang diketahui
warga-warga. Penelitian ini untuk mengetahui komunikasi politik dan budaya kerja masing-masing tim kampanye melalui analisis semiotik dalam komunikasi politik dan budaya kerja tim tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, dengan teknik informan penelitian menggunakan purposive sampling. Teknik pengumpulan data dengan wawancara dan dokumentasi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah, bentuk komunikasi politik tim
kampanye Emzalmi-Desri Ayunda dengan tim kamapnye Mahyeldi-Hendri Septa tidak jauh berbeda, namun komunikasi politik yang dilakukan oleh tim kampanye Emzalmi-Desri Ayunda kurang mampu memikat hati para pemilih dan kurang agresif dibandingkan tim kamapnye Mahyeldi-Hendri Septa. budaya kerja tim kampanye Emzalmi-Desri Ayunda juga kurang tersistem dan tidak dapat dipantau dengan baik, hal ini berbeda dengan budaya kerja tim kampanye Mahyeldi-Hendri
Septa yang lebih tersistem dan juga kompak.