Strategi Komunikasi Dinas Kelautan dan Perikanan dalam Penerapan Kebijakan tentang Larangan Penggunaan Trawl di Kota Padang (Studi di Kecamatan Koto Tangah)

Adapun penelitian ini berangkat dari permasalahan komunikasi dimana masyarakat nelayan tidak memahami isi, arah, dan tujuan dari aturan tentang larangan penggunaan alat tangkap ikan jenis trawl dalam aktifitas penangkapan
ikan di laut, yang menyebabkan terjadinya pelanggaran terhadap aturan tersebut.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi komunikasi Dinas Kelautan dan
Perikanan Kota Padang dalam penerapan kebijakan tentang larangan penggunaan trawl di Kota Padang dan mengetahui faktor-faktor yang mendukung dan yang menghambat pelaksanaan strategi komunikasi tersebut. Penelitian ini merupakan
penelitian jenis kualitatif dengan desain deskriptif. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder yang diperoleh melalui observasi,wawancara dan studi dokumentasi. Uji keabsahan data dilakukan dengan teknik
triangulasi sumber. Teknik analisis data yang diperoleh dari observasi dan wawancara diinterpretasikan secara kualitatif berupa abstrak, pemaparan dan pernyataan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi komunikasi yang digunakan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Padang dalam penerapan
kebijakan tentang larangan penggunaan trawl di Kota Padang sudah disusun berdasarkan indikator memahami khalayak, menyusun pesan, dan menetapkan metode, namun belum menggunakan indikator memilih media. Pencegahan
dilakukan dalam bentuk kegiatan sosialiasasi yang mengkomunikasikan aturan kepada nelayan dengan penyusunan pesan yang dapat membangkitkan perhatian nelayan dan menggunakan metode informatif. Dalam pelaksanaan kebijakan
komunikasi dilakukan dengan menangkap kapal yang melanggar aturan. Sedangkan pengawasan dikomunikasikan dalam bentuk razia di perairan laut. Dan dalam penanggulangan dikomunikasikan dengan memberikan bantuan. Dalam
pelaksanaan strategi komunikasi, DKP Kota Padang memiliki faktor-faktor yang mendukung berupa sumber daya manusia yang ahli, dana yang mencukupi.Sedangkan faktor-faktor penghambat pencapaian tujuan komunikasi adalah tidak adanya sarana berupa media dalam komunikasi, tingkat pendidikan nelayan yang relatif rendah, public respons yang negatif dari nelayan, dan hambatan perilaku nelayan yang tidak mau berubah dan egosentris.