Meningkatkan Kemampuan Penjumlahan Bilangan Matematika Melalui Media Dadu bagi Anak Tunarungu: Penelitian Tindakan Kelas di Kelas D II B SLB Syekh Muhammad Sa’ad Mungka

Penelitian ini dilatar belakangi oleh permasalahan anak tunarungu kelas D II
B di SLB Syekh Muhammad Sa’at Mungka dimana anak mengalami kesulitan
dalammelakukan penjumlahan bilangan sampai 20, selama ini usaha yang
dilakukan guru dalam membelajarkan anak menggunakan media lidi, batu dan
sempoa namun ternyata usaha guru belum mendatangkan hasil yang diharapkan.
Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan penjumlahan bilangan
sampai 20 melalui media dadu di kelas D II B SLB Syekh Muhammad Sa’ad
Mungka.
Dalam pembelajaran kemampuan penjumlahan bilangan matematika melalui
media dadu dilakukan dengan mencocokkan dengan titik dadu sesuai dengan
bilangan pada soal penjumlahan dan melakukan penjumlahan dengan cara
menghitung titik dadu yang digabungkan dan menuliskan hasil penjumlahan
bilangan, hal ini bertujuan agar anak dapat melakukan penjumlahan bilangan
sampai 20. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mendeskripsikan proses penggunaan
media dadu dalam meningkatkan penjumlahan bilangan anak tunarungu, dan 2)
mengetahui prestasi anak tunarungu kelas D II B di SLB Syekh Muhammad Sa’ad
Mungka dalam meningkatkan penjumlahan bilangan yang hasilnya sampai 20
melalui media dadu.
Metodelogi penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action
research) yang dilakukan dalam bentuk berkolaborasi. Tindakan ini dilakukan
kepada dua orang anak tunarungu yang menjadi subjek penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan pada siklus I yang dilaksanakan sebanyak
enam kali pertemuan dan siklus ke II dilaksanakan sebanyak lima kali pertemuan,
setiap siklus dalam proses pembelajaran yang dimulai dari memperkenalkan
kepada anak media dadu, mencocokkan dengan titik dadu sesuai dengan bilangan
pada soal penjumlahan dan melakukan penjumlahan dengan cara menghitung titik
dadu yang digabungkan dan menuliskan hasil penjumlahan bilangan. Hasil dari
pembelajarann penjumlahan bilangan melalui media dadu ini meningkat , hal ini
dapat dilihat sebelum perlakuan dimana diperoleh rata-rata FK bisa melakukan
penjumlahan hanya 20% dan OL bisa melakukan penjumlahan 30%, tetapi setelah
dilaksanakan siklus I FK memperoleh hasil bisa melakukan penjumlahan bilangan
62%, OL bisa melakukan penjumlahan 69% dan pada siklus ke II FK memperoleh
hasil 85% dan OL memperoleh hasil bisa melakukan penjumlahan 78%.
Dengan demikian dapat simpulkan bahwa pembelajaran menggunakan
media dadu dapat meningkatkan kemampuan penjumlahan bilangan matematika
anak tunarungu kelas D II B di SLB Syekh Muhammad Sa’ad Mungka,
disarankan kepada pihak sekolah, guru dan peneliti selanjutnya untuk dapat
menggunakan media dadu dalam meningkatkan kemampuan penjumlahan
bilangan atau pembelajaran matematika lainnya.