Pelaksanaan Pendekatan Saintifik pada Mata Pelajaran Sosiologi di SMAN 2 Padang

Kurikulum 2013 melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan saintifik yang lebih menekankan pada keaktifan peserta didik untuk menemukan sendiri materi yang akan dipelajarinya dan guru menfasilitasi peserta didik lebih aktif dalam mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah informasi atau mengasosiasi, hingga mengkomunikasikan hasil belajarnya, keberhasilan pelaksanaan pendekatan saintifik terlihat dari tingkat partisipasi keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran. Akan tetapi dalam kenyataanya pelaksanaan pendekatan saintifik belum mampu meningkatkan keaktifaan partisipasi peserta didik.
Berdasarkan masalah di atas penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan bagaimana pelaksanaan pendekatan saintifik pada mata pelajaran sosiologi dalam kurikulum 2013 di SMA N 2 Padang. Teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah teori perkembangan kognitif dari Vigotsky, mengungkapkan bahwa pembelajaran terjadi apabila anak bekerja atau belajar menagani tugas-tugas tersebut berada dalam zone of proximal development. Vigotsky mendefinisikan ZPD sebagai suatu daerah aktivitas di mana individu dapat melayari dengan bantuan dari teman sebaya yang lebih mampu, orang dewasa, atau artefak-artefak, peserta didik akan belajar dengan baik apabila ada bantuan bukan hanya dari guru, tetapi juga dari buku, internet, maupun teman sebaya.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan tipe penelitian evaluatif, pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi yang dianalisis dengan menggunakan teknik analisa interaktif dari Miles dan Huberman (reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan). Teknik pemilihan informan purposive sampling yang terdiri dari guru sosiologi dan peserta didik di SMAN 2 Padang.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pendekatan saintifik telah terlaksanakan sesuai dengan prosedur dan langkah–langkah pembelajaran mulai dari tahap mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan. Dari kelima langkah tersebut terlihat partisipasi aktif peserta didik hanya pada langkah mengamati dan mengumpulkan informasi, sedangkan pada langkah lainya partisipasi aktif peserta didik masih rendah. Adapun penyebab yang membuat peserta didik tidak aktif adalah (1) Cara belajar peserta didik guru sebagai sumber belajarnya (teacher oriented) (2) motivasi peserta didik dalam belajar yang masih rendah. (3) Guru cenderung memakai model pembelajaran yang monoton dan guru kurang memperhatikan kondisi peserta didik pada saat proses pembelajaran.