Perbandingan Tingkat Penyerapan Panas pada Dinding Bata Merah dan Hollow Brick

Material dinding merupakan bagian dari struktur bangunan yang terletak dibagian tengah struktur yang berfungsi menahan atau menyokong beban struktur atas seperti atap dan rangka kuda-kuda. Selain berfungsi sebagai struktural, dinding juga berfungsi sebagai nonstruktural yaitu melindungi ruangan dari berbagai macam cuaca atau faktor alam lainnya. Material pengisi dinding pada umumnya di kawasan Kota Pariaman memakai bata merah dan hollow brick. Kota Pariaman adalah kawasan tepi pantai yang terletak di pantai barat Sumatera yang beriklim tropis basah yang sangat dipengaruhi oleh angin barat dan memiliki bulan kering yang sangat pendek dengan suhu rata-rata 25,34°C dengan kelembaban udara rata-rata 85,25 dan kecepatan angin rata-rata 1,80 km/jam. Dalam material bata merah dan hollow brickterdapat beberapa kelemahan dan kelebihan, seringkali kita menghiraukan kelemahan suatu material tanpa kita sadari membuat kita merassa tidak nyaman dalam ruang tanpa pendingin ruangan. Bahan pengisi dinding bangunan berperan penting dalam melindungi area ruang rumah ditinjau dari segi penyerapan suhu panas konduksi. Dari hasil survey selama dua hari penelitian, suhu panas tertinggi adalah pada dinding hollow brick dengan rata-rata suhu maksimal 34,5°C pada jam (12.00-13.00) dan untuk dinding belakang 35,5°C pada jam (13.00). penyerapan suhu panas tertinggi antara material pengisi dinding hollow brick dan bata merah adalah dinding depan rumah hollow brick dengan penyerapan tertinggi 3,5°C pada jam (11.00, 13.00, 14.00, 15.00) dan dibagian dinding belakang rumah hollow brickyang memiliki penyerapan yang sama yaitu 3,5°C pada jam (14.00-15.00). Berdasarkan data yang didapat, material pengisi dinding yang nyaman digunakan di kawasan tepi pantai khususnya Kota Pariaman adalah bata merah ditinjau dari segi kenyamanan ruang termal dalam.