Kota Pariaman : Pada Masa Otonomi Daerah Studi Perubahan Fisik dan Sosial Ekonomi (2002-2016)

Skripsi ini merupakan kajian sejarah yang menggambarkan perubahan dan perkembangan Kota Pariaman dalam bidang fisik, sosial dan ekonomi dalam 14 tahun otonomi daerah di Kota Pariaman. Perkembangan dan pertumbuhan kota ini patut untuk diteliti karena berhubungan dengan pelaksanaan otonomi daerah yang selama ini menimbulkan pro dan kontra dalam pelaksanaannya dan masih dilema apakah otonomi daerah ini menimbulkan hal positif atau hal negatif bagi daerah yang melaksanakan otonomi. Permasalahan yang dikaji meliputi: (1) Latar Belakang lahirnya Kota Pariaman 2002, (2) Perkembangan Kota Pariaman dalam bidang fisik, sosial, dan ekonomi 2002-2016. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah dengan pendekatan sejarah. Oleh sebab itu sesuai dengan kaidah penelitian sejarah , maka penelitian ini dilakukan beberapa tahap yaitu, (1) Heuristik; (2) Kritik sumber melalui kritik internal dan kritik eksternal; (3) Analisis dan interpretasi data; dan (4) Historiografi. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Kota Pariaman yang berdiri pada tanggal 2 Juli 2002 yang berarti telah 14 tahun melaksanakan otonomi daerah pada tahun 2016 memberikan dampak positif bagi masyarakatnya. Hal ini bisa kita lihat pada perkembangan fisik Kota Pariaman yang mengalami perkembangan yang signifikan dan sekaligus memaksimalkan pelayanan kepada masyarakatnya. Pembangunan gedung walikota di Galombang, gedung DPRD Kota Pariaman di Nareh, Sport Center di Karan Aur, Rehabilitasi Pasar Kuraitaji, Homestay di Pulau Angso Duo, pembenahan Pantai Gondariah, Pantai Kata, Pantai Cermin dan pembangunan jalur dua di jalan protokol Kota Pariaman hanya sebagian kecil dari pembangunan fisik di Kota Pariaman yang secara tidak langsung memberikan dampak kepada masyarakat sekitar. Semakin tacelaknya perkembangan Kota Pariaman juga ikut merubah aktifitas ekonomi dan sosial di tengah masyarakat Kota Pariaman. Sektor wisata yang dimaksimalkan pembangunannya untuk menambah pendapatan daerah ikut dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sekitar. Perkembangan Kota Pariaman yang pesat bukan berarti tanpa masalah, mulai dari gempa pada tahun 2009 silam, sengketa pembebasan lahan, dan mental masyarakat Pariaman yang berdagang yang kadang main cakiak mariah dalam melayani wisatawan hanya sebagian kecil dari permasalahan yang dihadapi pemerintahan Kota Pariaman dalam berbenah dan berkembang dalam pembangunan Kota Pariaman yang lebih baik kedepannya.