Penerapan Teori Galperin dalam Diskusi Kelas untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMPN 8 Bukittinggi

Berdasarkan observasi pada kelas VIII SMPN 8 Bukittinggi dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran matematika belum bisa mencapai tujuan yang
diharapkan. hasil belajar matematika siswa masih rendah dan aktivitas mereka
juga kurang. Siswa kurang percaya diri dalam mengikuti pembelajaran. Hal itu
menjadi faktor yang menyebabkan hasil belajar matematika siswa kurang
memuaskan. Daripermasalahan ini, maka diterapkan teori Galperin dalam diskusi
kelas yang diperkirakan dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: 1) Aktivitas belajar matematika siswa
selama penerapan teori Galperin dalam diskusi kelas di kelas VIII SMPN 8
Bukittinggi. 2) Hasil belajar matematika siswa dengan penerapan teori Galperin
dalam diskusi kelas di kelas VIII SMPN 8 Bukittinggi apakah lebih baik daripada
hasil belajar matematika siswa dengan pembelajaran konvensional.

Jenis penelitian adalah gabungan dari penelitian eksperimen dengan
rancangan Randomized Control Group Only Design dan penelitian deskriptif.
Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMPN 8 Bukittinggi yang terdaftar
pada tahun pelajaran 2011/2012. Pengambilan sampel dilakukan dengan random
sampling, sehingga terpilih kelas VIII2 sebagai kelas eksperimen dan VIII1
sebagai kelas kontrol. Pengumpulan data menggunakan tes akhir dan pengamatan
dengan menggunakan lembar observasi aktivitas belajar siswa. Data yang
diperoleh dianalisis menggunakan uji hipotesis yaitu uji t pada tingkat signifikansi
= 0,05.
Berdasarkan analisis lembar observasi menunjukkan bahwa aktivitas
belajar siswa mengalami fluktuasi. Untuk melihat hasil belajar dari pengujian
hipotesis diperoleh nilai  maka hipotesis penelitian ditolak. Dengan
demikian, hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMPN 8 Bukittinggi dengan
penerapan teori Galperin dalam diskusi kelas tidak lebih baik daripada hasil
belajar matematika siswa dengan pembelajaran konvensional.