Laju Infiltrasi pada Lahan Resapan Kampus Universitas Negeri Padang

Pembangunan gedung-gedung yang ada di kampus UNP membawa dampak positif dan negatif. Salah satu dampak negatif yang ditimbulkan yaitu berubahnya tata guna lahan. Lahan terbuka hijau yang berfungsi sebagai daerah resapan air, berubah menjadi gedung-gedung fasilitas UNP. Semakin sedikit lahan terbuka hijau yang berfungsi untuk mengalirkan air ke dalam tanah, maka akan semakin kecil pula nilai laju infiltrasinya. Selain itu, semakin padat kondisi tanah di permukaan, maka akan semakin kecil pula nilai laju infiltrasinya. Jika nilai laju infiltrasi kecil, maka air di permukaan tanah akan tergenang dan secara tidak langsung akan mengakibatkan banjir. Berdasarkan masalah tersebut penulis melakukan penelitian yang berjudul “Laju Infiltrasi Pada Lahan Resapan Kampus UNP”. Setelah melakukan Pengujian pada lahan resapan kampus UNP. Laju infiltrasi rata-rata dari pengujian ini. Nilainya sebesar 0.015367 cm/menit, serta nilai laju infiltrasi tertinggi pada pengujian ini berada pada titik P2 dimana lokasi samping Jurusan Teknik Elektro sebesar 0,029687 cm/menit dengan kriteria daerah resapan air sangat rendah masuk pada (Zona E), sedangkan nilai laju infiltrasi terendah ada pada titik P9 lokasi depan SMA Pembangunan sebesar 0,006439 cm/menit dengan kriteria daerah resapan air yang sangat rendah (Zona E). Nilai laju infiltrasi dengan klasifikasi daerah resapan yang sangat rendah menyebabkan bahwa pada saat curah hujan yang sebagian besar akan menjadi limpasan serta terjadi genangan dipermukaan. Hal ini tentu mengganggu kenyamanan bagi dosen, mahasiswa, maupun pegawai di lingkungan kampus UNP. Untuk masalah ini diperlukan sistem drainase atau saluran terbuka yang sesuai dengan debit limpasan akibat intesitas hujan.