Tinjauan Perbandingan Kepadatan Tanah Timbunan dengan Sandcone dan Proktor pada Saluran Primer Proyek Irigasi (Studi Kasus: Proyek Pembangunan Jaringan Utama dan Jaringan Tersier di Batang Anai II– Lanjutan (PIRIMP) Kabupaten Padang Pariaman)

Perkembangan irigasi di Indonesia menuju sistem irigasi maju dan tangguh tak lepas dari irigasi tradisional yang telah dikembangkan sejak ribuan tahun. Provinsi Sumatera Barat terdiri dari beragam Kota dan Kabupaten. Salah satu Kabupaten di Sumatera Barat yaitu Kabupaten Padang Pariaman. Padang Pariaman mempunyai potensi besar untuk mengembangkan lahan sawah sebagai pendapatan dan lapangan kerja, serta pengembangan agrobisnis dan wilayah. Sebelum proyek tersebut dibangun, terdapat beberapa masalah yang ditemukan seperti, keadaan cuaca yang tidak mendukung jika terjadi curah hujan tinggi dan itu dapat mempengaruhi kadar air tanah, borrow tanah yang terlalu gembur dan rawa sehingga terlalu banyak terdapat unsur batu. Maka untuk itu perlu mendatangkan tanah dari lokasi luar untuk dilakukan penimbunan. Untuk mendapatkan tanah yang bagus perlu melakukan serangkaian pengujian pemadatan tanah. Pengujian pemadatan tanah ini terdiri dari Sand Cone dan Proktor. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan didapatkan rata-rata nilai derajat kepadatan relatif pada pengujian Sandcone adalah 96,83% dan pada pengujian Proktor sebanyak 96,55%. Jika pemadatan yang di dapatkan tidak mencapai nilai minimum yang telah di tetapkan yaitu 95% (SNI 03-2828-1992) maka pengujian pemadatan tersebut dianggap tidak bagus.