Buka Tutup Jilbab Di Kalangan Siswi SMA Negeri 1 Solok Selatan

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh ketertarikan peneliti ketika melihat perempuan muslim yang sudah baligh tetapi tidak konsisten dalam memakai jilbab atau konsep emik yang peneliti temukan Buka Tutup Jilbab. Sebagaimana realitas yang peneliti amati buka tutup jilbab menjadi hal yang biasa saja, sementara sebagai perempuan muslim diwajibkan mengenakan jilbab untuk menutup kepala hingga ke dada. Namun siswi di SMA Negeri 1 Solok Selatan ditemukan masih banyak yang tidak konsisten memakai jilbab, memakai jilbab hanya pada saat tertentu saja, tidak digunakan sepanjang hari. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penyebab perilaku buka tutup jilbab dikalangan siswi SMA Negeri 1 Solok Selatan. Adapun manfaat penelitian ini adalah dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi peneilitian selanjutnya mengenai “buka tutup jilbab” dengan sudut pandang dan Sosiologi dan Antropologi Agama.
Dalam menganalisis penelitian ini, peneliti menggunakan teori etnosains yang dikemukakan oleh Goodenough atau yang lebih dikenal dengan istilah “Cognitive Antrhropology” penekanannya adalah pada sistem pengetahuan yang khas dari suatu masyarakat dan berbeda dengan masyarakat lainnya. Mengingat penegtahuan sangat luas cakupannya, maka peneliti hanya menggali pengetahuan tentang hal tertentu saja yang ia minati, yaiu tentang sistem pengetahuan siswi SMA Negeri 1 Solok Selatan yang tidak konsisten dalam memakai jilbab.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah pendekatan kualitatif yang bersifat deskrptif dengan jenis penelitian studi kasus serta teknik pemilihan informan purposive sampling dengan jumlah informan sebanyak 22 orang. Dalam pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi non partisipasi, wawancara mendalam dan dokumentasi, dengan teknik analisis data dari Miles dan Huberman.
Hasil penelitian menemukan bahwa penyebab siswi SMA Negeri 1 Solok Selatan tidak konsisten berjilbab atau dikenal dengan istilah “buka tutup jilbab” terdapat 4 alasan, yaitu: 1) pemahaman agama yang masih rendah, 2) kasak dan lameh saat memakai jilbab, 3) aturan sekolah yang mewajibkan berjilbab, dan 4) lingkungan yang tidak mendukung, serta peraturan sekolah yang mengharuskan memakai jilbab (khusus siswi muslim).