Evaluasi Aktivitas Antibakteri Hand Sanitizer Secara In Vitro

Hand sanitizer merupakan antiseptik yang mengandung zat aktif yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba pada telapak tangan. Hand sanitizer terbagi menjadi dua jenis yaitu hand sanitizer berbasis alkohol dan non alkohol. Disamping itu, hand sanitizer juga dapat dibuat dari bahan alami. Setiap jenis hand sanitizer memiliki kelemahan yang dapat mempengaruhi aktivitas antimikrobanya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat aktivitas antibakteri hand sanitizer secara in vitro. Hand sanitizer memiliki kelebihan yakni dapat membunuh kuman dalam waktu yang relatif cepat. Namun ada kekurangan hand sanitizer berbasis alkohol diantaranya yaitu mudah menguap dan membuat rasa terbakar serta iritasi pada tangan jika digunakan secara terus-menerus. alternatif lain yang dapat digunakan untuk mengurangi resiko tersebut yaitu dengan menggunakan hand sanitizer berbasis non alkohol dan yang memiliki kandungan bahan alami didalamnya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yang dilaksanakan dari bulan Juni 2020- November 2020 di Laboratorium Penelitian Jurusan Biologi FMIPA UNP. Terdapat 3 kelompok hand sanitizer yang diuji pada penelitian ini yaitu hand sanitizer komersial, hand sanitizer yang dibuat secara mandiri oleh pengguna (FMIPA UNP), dan hand sanitizer yang menggunakan bahan alami. Aktivitas antibakteri hand sanitizer diuji dengan menggunakan metode difusi cakram pada mikroba uji Staphylococcus aureus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hand sanitizer komersial berbasis alkohol yang efektif dalam menghambat bakteri S. aureus adalah hand sanitizer dengan kandungan alkohol 70%. beberapa produk hand sanitizer komersial berbasis alkohol memiliki aktivitas antibakteri yang tidak stabil setelah digunakan. Hand sanitizer komersial berbasis non alkohol yang efektif dalam membunuh bakteri uji adalah hand sanitizer dengan kandungan Chlorhexidine gluconate dan ekstrak daun sirih. Aktivitas antibakteri produksi FMIPA UNP, hanya ditemukan pada produk stok yang ditemukan di laboratorium biologi FMIPA UNP. Semua bahan alam yang diuji memiliki aktivitas antibakteri, dan aktivitas antibakteri yang paling besar diperoleh pada hasil fermentasi bakteri endofit tumbuhan Andalas (Morus macroura Miq.) isolat JDT 1B dengan konsentrasi 70%.