Kegiatan PIK Remaja Dalam Program GenRe (Studi Kasus Tiga PIK Remaja di SMA Kota Solok)

Facturrahmi, Atika Rara (2016) Kegiatan PIK Remaja Dalam Program GenRe (Studi Kasus Tiga PIK Remaja di SMA Kota Solok). Bachelor/Skripsi thesis, Universitas Negeri Padang.

[thumbnail of B1_4_ATIKA_RARA_FACHTURRAHMI_1106657_39016_2016.pdf] Text
B1_4_ATIKA_RARA_FACHTURRAHMI_1106657_39016_2016.pdf

Download (1MB)

Abstract

Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK Remaja) adalah suatu wadah untuk mensosialisasikan program GenRe bagi remaja dengan tujuan untuk mengatasi permasalah remaja. Kenyataan dari 11 PIK Remaja yang ada di sekolah tidak semua kegiatan PIK Remaja berjalan secara optimal. Banyak siswa yang tidak mengetahui tentang organisasi PIK Remaja di sekolah, sedikit sosialisasi berkaitan dengan isu dan permasalahan dalam PIK Remaja di sekolah, tidak memadainya sarana penunjang kegiatan PIK Remaja dan banyak tahapan PIK Remaja yang tidak sesuai dengan pengembangan dan pengelolaannya. Tidak optimalnya kegiatan PIK Remaja menyebabkan tujuan, arah, sasaran, dan sosialisasi program GenRe tidak tercapai. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan faktor-faktor penyebab kurang optimalnya kegiatan PIK Remaja dalam program GenRe di sekolah. Permasalahan ini dianalisis dengan teori struktural fungsional Robert K. Merton. Merton menjelaskan bahwa ada hal-hal yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Hal yang tidak berfungsi itu disebutnya disfungsi. Robert K. Merton juga menjelaskan bahwa konsekuensi objektif dari individu dalam perilaku dapat bersifat manifest dan laten, fungsi manifest adalah kosekuensi obyektif yang membantu penyesuaian atau adaptasi dari sistem dan disadari oleh partisipan dalam sistem tersebut, sedangkan fungsi laten merupakan konsekuensi objektif dari individu dalam perilaku mampu mengarah pada integrasi dan keseimbangan, sedangkan konsekuensi objektif yang bersifat disfungsional akan menyebabkan timbulnya ketegangan atau masalah dalam sistem sosial. Selain teori fungsionalisme struktural yang dikemukakan oleh Merton digunakan juga teori dalam mengkaji permasalahan ini adalah AGIL yang dikemukakan oleh Talcott Parsons. Dengan menggunakan defenisi ini, Parsons yakin bahwa ada empat fungsi penting diperlukan semua sistem, adaptation(A), Goal Attainment (G), Integration (I) dan Latensi (L) atau pemeliharaan pola. Penelitian dilakukan selama lebih kurang tiga bulan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pemilihan informan dilakukan cara purposive sampling (sampel bertujuan). Informan dalam penelitian ini berjumlah 25 orang. Data dikumpulkan dengan observasi, wawancara, dan studi dokumentasi, kemudian dianalisis dengan model interactive analysis yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman melalui langkah-langkah yaitu: Mereduksi data, mendisplay data, dan penarikan kesimpulan Temuan dilapangan menunjukkan ada beberapa faktor penyabab kurang optimalnya kegiatan PIK Remaja antara lain (A) Pengetahuan siswa tentang PIK Remaja masih rendah (B) Sosialisasi PIK Remaja yang tidak merata (C) Kurangnya dukungan dari pihak sekolah dan (D) Sarana dan prasarana PIK Remaja yang tidak memadai.

Item Type: Thesis (Bachelor/Skripsi)
Uncontrolled Keywords: Kegiatan PIK, Program GenRe
Subjects: H Social Sciences > HQ The family. Marriage. Woman
L Education > LB Theory and practice of education
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial > Pendidikan Sosiologi-S1
Depositing User: MUKHLIS MUKHLIS
Date Deposited: 23 May 2025 07:47
Last Modified: 23 May 2025 07:47
URI: https://repository.unp.ac.id/id/eprint/11950

Actions (login required)

View Item
View Item