Program Konversi Minyak Tanah ke Gas (Studi Kasus tentang Pemanfaatan Teknologi Kompor Gas oleh Masyarakat di Kelurahan Limau Manis Kecamatan Pauh Kota Padang)

Pemerintah mengeluarkan program konversi minyak tanah ke gas sebagai sebuah inovasi yakni dengan tujuan mengurangi besarnya pengeluaran negara dalam mensubsidi bahan bakar bagi masyarakat dan memberi keuntungan bagi masyarakat, tetapi pada pelaksanaanya masyarakat banyak memiliki masalah ketika program konversi minyak tanah ke gas ini dilakukan terutama pada pemanfaatanya. Tidak semua masyarakat penerima kompor dan gas menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. Masih ada masyarakat Kelurahan Limau Manis belum mau menerima perubahan tersebut, seperti masyarakat yang tidak menggunakan kompor dan gas yang telah mereka dapatkan bahkan masyarakat tetap menggunakan kompor minyak tanah dan kayu bakar yang disebabkan oleh berbagai faktor. Penelitian ini dianalisis dengan teori inovasi oleh Rogers yang mengasumsikan bahwa inovasi itu sebagai segala perubahan yang dirasakan baru oleh masyarakat yang mengalaminya. Kebaruan inovasi pada intinya tercermin dari pengetahuan, sikap ataupun putusan terhadap inovasi yang bersangkutan. Pengalihan bahan bakar gas alam sebagai bahan bakar rumah tangga melalui program konversi minyak tanah ke gas bisa dikatakan sebuah inovasi baru yang dikembangkan untuk masyarakat. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Untuk pemilihan informan dilakukan cara purposive sampling (sampel bertujuan). Informan dalam penelitian ini berjumlah 26 orang. Data dikumpulkan dengan observasi, wawancara, dan studi dokumentasi, kemudian dianalisis dengan model Interactive analysis yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman melalui langkah-langkah yaitu: mereduksi data, mendisplay data, dan penarikan kesimpulan. Temuan di lapangan menunjukan bahwa ada 4 faktor yang mempengaruhi masyarakat penerima kompor dan gas dari program konversi minyak tanah ke gas tidak menggunakannya antara lain (1) Masyarakat khawatir untuk menggunakan kompor gas (2) Kebiasaaan masyarakat menggunakan kompor minyak tanah dan kayu bakar (3) Ketersedian bahan bakar kayu yang mudah didapatkan (4) Tidak adanya sosialisasi kepada masyarakat secara menyeluruh.