Mutiara Dalam Kegelapan

Mutiara Dalam Kegelapan adalah seberkas cahaya berkilau yang terang dalam kegelapan, sebagai petunjuk dan harapan dalam kehidupan. Dalam karya tari ini menceritakan tentang perjuangan seorang pengemis dalam membangun hidupnya ditengah berat dan kerasnya kehidupan. Diantara hidupnya yang gelap, ada seberkas cahaya yang menjadi mutiara dalam kehidupannya. Mereka berjuang dalam kegelapan hidup dan berharap untuk mendapatkan seberkas cahaya untuk menuntunnya ketempat yang lebih terang dengan kehidupan yang lebih layak dan lebih terhormat. Faktor kemiskinan; keterbatasan fisik; tradisi; kekurangan sumber daya; apalagi hanya sekadar faktor musiman: menjelang hari raya, kemarau, dan gagal panen bukanlah merupakan alasan yang mendasar yang sering mereka jadikan sebagai senjata untuk membela diri. Kegagalan individu dalam memaknai kehidupannyalah yang membawa ia terjerumus ke dalam kesia-siaan tanpa karya (baca: mengemis). Nietzsche berkata, ”Dia yang punya alasan untuk hidup adalah dia yang yang berdiri tegak bertahan tanpa bertanya bagaimana caranya”. Mereka yang merasa punya sesuatu untuk dituntaskan di masa depan, mereka yang punya keyakinan kuat, memiliki kesempatan yang lebih banyak daripada mereka yang kehilangan harapan. Seperti yang tertera dalam sinopsis,”Penantian yang hanya dinanti dengan menanti, Hanya akan membawa kekeliruan pada pematang jiwa... Mengapa masih bertahan? Sedangkan jalan masih membuka peluang...”. nasip seseorang tidak akan berubah jika hanya berharap dan meminta belas kasihan orang lain. Karya tari ini memakai beberapa gerak dari gerak silek harimau (diantaranya: gerak mancaka, gerak mancakau dan gerak bagaluik) sebagai ransangan kinestetik yang menjadi batang tubuh dari gerakan yang terdapat pada karya tari “ Mutiara Dalam Kegelapan”.