Interaksi Menantu Perempuan dengan Mertua Perempuan dan Saudara Suami di Nagari Palangki Kecamatan IV Nagari Kabupaten Sijunjung: Studi Kasus 5 Menantu Perempuan yang Tinggal di Rumah Mertua

Penelitian ini dilatar belakangi oleh ketertarikan penulis untuk mengkaji menantu perempuan yang tinggal di rumah mertuanya di Nagari Palangki Kecamatan IV Nagari Kabupaten Sijunjung. Dalam adat Minangkabau seorang istri tinggal di dalam keluarga luasnya, namun di daerah ini penulis menemukan malah seorang istri tinggal di lingkungan keluarga suaminya. Menantu yang tinggal di rumah mertua berinteraksi dengan keluarga suami yang juga tinggal di rumah, tidak hanya denagn mertua saja namun juga dengan saudara suami yang sudah berkeluarga. Berdasarkan hal tersebut, peneliti ingin mendeskripsikan bagaimana interaksi menantu yang tinggal di rumah mertua di Nagari Palangki Kecamatan IV Nagari Kabupaten Sijunjung. Teori yang digunakan adalah tindakan sosial dari Max Weber yaitu sepanjang individu yang bertindak itu memberikan arti subyektif kepada tindakan itu, tindakan itu disebut sosial karena arti subyektif tadi dihubungkan dengannya oleh individu yang bertindak, memperhitungkan perilaku orang lain dari kerena itu diarahkan ke tujuannya. Penelitian ini mengunakan pendekatan kualitatif dengan tipe penelitian studi kasus instrinsik, pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara. Informan penelitian 49 orang yang terdiri dari dari 5 orang menantu perempuan, 5 orang suami, 11 orang keluarga suami, 10 orang orang tua dari suami 15 orang tetangga dan 2 orang pemuka adat. Teknik pemilihan informan dilakukan dengan teknik purposive sampling. Validitas data menggunakan teknik triangulasi data. Teknik analisis data dari Miles dan Huberman (reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi sosial antara menantu perempuan dan mertua mertua yang tinggal satu rumah terjalin harmonis walaupun agak kaku, sedangkan interaksi antara menantu dengan saudara suami bertolak belakang karena interaksi yang terjalin sering menimbulkan pertengkaran dan percecokan yang dilatarbelakangi berbagai hal seperti kecemburuan sosial akibat perhatian mertua terhadap menantu, harta warisan dan kesalah pahaman satu sama lain.