Resolusi Konflik antara Nagari Bidar Alam dan Nagari Lubuak Malako, Kecamatan Sangir Jujuan, Kabupaten Solok Selatan

Konflik antara nagari Bidar Alam dan Nagari Lubuak Malako disebabkan oleh kecemburuan sosial. Maksudnya adalah warga Bidar Alam cemburu kepada warga Lubuak Malako karena dianggap Lubuak Malako lebih dipedulikan oleh pemerintah. Konflik ini sudah diselesaikan tokoh-tokoh kedua nagari, dengan bantuan kepolisian, DPRD Solok Selatan, dan Bupati Solok Selatan. Penelitian ini mengungkap konflik tersebut, proses dan resolusi konflik, dan implementasi dari hasil resolusi konflik antara Nagari Bidar Alam dan Nagari Lubuak Malako yang terjadi pada tahun 2010.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori konflik oleh Lewis A Coser dan menggunakan teori metode penyelesaian konflik oleh Alo Liliweri. Lewis A Coser menyatakan bahwa konflik ada dua yaitu konflik realistik dan konflik non realistik. Permasalahan penelitian ini termasuk pada konflik realistik. Maksudnya adalah konflik yang berasal dari kekecewaan terhadap tuntutan, khusus yang terjadi dalam hubungan dan perkiraan kemungkinan keuntungan pada partisipan dan yang ditujukan pada objek yang dianggap mengecewakan. Sementara teori resolusi konflik menurut Selain teori konflik, penelitian ini menggunakan teori metode penyelesaian konflik oleh Alo Liliweri yaitu akomodasi, kompromi, dan kolaborasi.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, tipe penelitian studi kasus (Case Studies). Informan penelitian berjumlah 51 orang. Teknik pemilihan informan dilakukan dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi partisipan terbatas, studi dokumentasi dan wawancara mendalam. Peneliti melakukan triangulasi data. Analisis data penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model interaktif yang dikembangkan oleh Mathew Miles dan Huberman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) konflik antara Nagari Bidar Alam dan Nagari Lubuak Malako tahun 2010 ini disebabkan oleh kecemburuan sosial warga Nagari Bidar Alam terhadap warga Nagari Lubuak Malako; (2) proses resolusi diselesaikan secara formal melalui mediator Polres Solok Selatan dibantu oleh DPRD Solok Selatan dan hasil resolusi berupa keputusan tertulis yaitu surat kesepakatan damai oleh kedua belah pihak. Hasil keputusan yang tertulis dalam kesepakatan damai tidak berjalan sesuai semestinya. Hal ini terlihat pada beberapa point yang tidak maksimal berjalan, seperti janji mendirikan Mapolsek di perbatasan antara Nagari Bidar Alam dan Nagari Lubuak Malako belum terwujud hingga sekarang.