Pengujian Mutu Beton Pasca Bakar

Kebakaran dapat membawa dampak yang serius terhadap bangunan gedung yang terbuat dari beton. Secara umum, material beton relatif lebih tahan api dibandingkan kayu dan plastik, juga baja. Namun demikian untuk memberikan kinerja durabilitas (ketahanan) terhadap api yang signifikan, tetap diperlukan beberapa persyaratan untuk durabilitas beton pasca bakar yang memadai. Pada proyek akhir ini dilakukan penelitian untuk menguji ketahanan beton pada suhu yang tinggi pada saat terjadi kebakaran. Pengujian dilakukan dengan membuat benda uji silinder diameter 150 mm dan tinggi 30mm dengan kuat tekan rencana fc’=18.6 Mpa dan pada umur 28 hari dilakukan pembakaran dalam variabel waktu yang telah ditentukan, serta pembakaran dilakukan pada salah satu tungku bata di daerah Pulai, Nagari Gaduik, Kec. Tilatang Kamang, Kab. Agam. Setelah dilakukan pembakaran terlihat bahwa beton mengalami perubahan tampak dimana warna beton semakin menghitam disertai dengan adanya retak-retak halus pada permukaan beton. Selain itu juga terjadi penurunan berat dari benda uji kisaran 3,27 - 7% dari berat beton normal. Hal ini disebabkan karena terjadinya penyusutan kadar air yang ada didalam beton. Penguian kuat tekan dilakukan sehari setelah pembakaran. Pengujian dilakukan dengan dua alat yaitu dengan alat UTM dan alat Hammer Test. Hasil kuat tekan pasca kebakaran dengan menggunakan alat UTM mengalami penurunan berkisar dari 6% - 33% dari kuat tekan beton normal. Sedangkan kuat tekan pasca kebakaran dengan menggunakan alat Hammer Test mengalami penurunan berkisar dari 2% - 8% dari kuat tekan beton normal. Terjadinya penurunan kuat tekan disebabkan karena suhu yang tinggi mempengaruhi ikatan antar unsur pada beton sehingga kekuatan beton berkurang. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa semakin lama durasi kebakaran maka mutu beton akan semakin menurun.